Wall Street Muram Menanti Pidato Jerome Powell di Jackson Hole
Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Kamis (22/8) waktu setempat menjelang pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell di Jackson Hole pada Jumat ini.
IDXChannel - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Kamis (22/8) waktu setempat menjelang pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell di Jackson Hole pada Jumat ini.
Pelaku pasar bertaruh Powell akan meredam ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga yang agresif.
Indeks S&P 500 ("GSPC) turun sebesar 0,9 persen, Nasdaq Composite yang sarat saham-saham teknologi ("IXIC) merosot 1,7 persen, dipimpin oleh penurunan saham raksasa chip AI Nvidia (NVDA).
Sedangkan Indeks Dow Jones Industrial Average ("DJI) turun 0,5 persen setelah ketiga indeks ditutup di zona hijau pada Rabu.
Pelaku pasar telah memperkuat taruhan bahwa Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan sekitar satu poin persentase tahun ini.
"Apakah Powell akan menyinggung langkah lambat menuruni tangga kebijakan moneter atau naik lift cepat ke ruang bawah tanah?" kata Jose Torres di Interactive Brokers, dikutip dari Bloomberg, Jumat (23/8) waktu Jakarta.
"Powell kemungkinan akan memilih tangga daripada lift," lanjutnya.
Investor mencermati serangkaian pernyataan dari para pembuat kebijakan AS, dengan Presiden Fed Bank of Kansas City, Jeffrey Schmid mengatakan, bahwa ingin melihat lebih banyak data sebelum mendukung pemotongan.
Rekannya dari Boston Susan Collins mengatakan, langkah bertahap dan metodis kemungkinan akan tepat.
"Naskahnya jelas bahwa Fed akan melonggarkan kebijakan pada September, tetapi tidak ada yang menggambarkan keinginan untuk melonggarkan kebijakan sebesar 50 basis poin saat ini," kata Andrew Brenner di NatAlliance Securities.
Sementara itu, imbal hasil Treasury 10 tahun naik enam basis poin menjadi 3,86 persen. USD menguat paling tinggi dalam lebih dari sebulan. Saham-saham teknologi berkapitalisasi besar dilepas.
Menurut Chris Senyek di Wolfe Research, Powell akan memberi sinyal siklus pelonggaran yang dimulai pada September. Namun, dia tidak yakin Powell akan memberi sinyal pemangkasan lebih besar dari 25 basis poin.
(Fiki Ariyanti)