Wall Street Pekan Depan Didorong Keputusan Suku Bunga The Fed
Pelaku pasar akan mencermati keputusan The Fed pada pekan depan di tengah kondisi pasar tenaga kerja AS yang melemah.
IDXChannel - Pelaku pasar akan mencermati keputusan Federal Reserve (The Fed) pada pekan depan di tengah kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang melemah. Keputusan bank sentral AS tersebut diprediksi memengaruhi pergerakan bursa Wall Street.
Investor memproyeksikan The Fed berpeluang memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan terakhir. Data inflasi AS terbaru yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan dinilai tidak akan menghalangi langkah The Fed menurunkan suku bunga pada Rabu mendatang.
Namun, besaran pemangkasan masih menjadi tanda tanya. Apakah The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin atau 50 basis poin.
Chief Market Strategist Commonwealth Financial Network, Chris Fasciano mengatakan isu tenaga kerja kini menjadi sorotan utama.
"Sekarang pasar tenaga kerja melemah, The Fed menjadi perhatian bagi investor tentang bagaimana mereka menanganinya (pelemahan tenaga kerja)," ujarnya dilansir Investing, Sabtu (13/9/2025).
Sebelumnya, ekspektasi pemangkasan suku bunga turut menopang reli indeks saham utama AS. Sepanjang 2025, S&P 500 tercatat menguat 12 persen, didorong optimisme terhadap industri AI, laporan keuangan korporasi yang solid, dan meredanya kekhawatiran dampak ekonomi dari tarif impor Presiden Donald Trump.
Menurut data LSEG, kontrak berjangka Fed fund per Kamis menunjukkan peluang 90 persen The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Sementara hanya sekitar 10 persen peluang tersisa untuk pemangkasan lebih besar 50 basis poin.
Co-founder DataTrek Research, Nicholas Colas mencatat dari 55 kali pemangkasan suku bunga Fed Rate sejak 1990, sekitar 60 persen berupa 25 basis poin. Dari 18 kali pemangkasan 50 basis poin, hampir semuanya terjadi saat resesi, kecuali September 2024 yang menjadi awal dari tiga kali pemangkasan total 100 basis poin.
"Jika The Fed memilih pemangkasan 50 basis poin, itu akan menjadi sinyal kekhawatiran serius terhadap prospek ekonomi AS," tulis Colas dalam catatan risetnya.
Selain itu, pasar juga akan mencermati proyeksi ekonomi terbaru The Fed yang akan dirilis bersamaan dengan keputusan kebijakan.
Di sisi lain, saham teknologi terutama sektor AI tetap menjadi sorotan. Lonjakan 36 persen saham Oracle pada Rabu lalu membuat market cap perusahaan perangkat lunak itu ke level USD1 triliun, dipicu kesepakatan miliaran dolar dalam bisnis cloud.
(Rahmat Fiansyah)