Wall Street Pekan Depan: Sambut Data Inflasi, Saham Perbankan Jadi Perhatian
Pelaku pasar modal Amerika Serikat siap menyambut data indeks harga konsumen (CPI) periode Oktober 2023 pada pekan depan.
IDXChannel - Pelaku pasar modal Amerika Serikat siap menyambut data indeks harga konsumen (CPI) periode Oktober 2023 pada pekan depan. Angka inflasi ini dapat menjadi ukuran bank sentral atau Federal Reserve dalam mengambil keputusan suku bunga.
Saham-saham sektor perbankan yang menjadi konstituen indeks S&P 500 menjadi perhatian pasar lantaran tekanan jual dalam beberapa sesi terakhir. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan apakah waktu yang tepat untuk membeli di harga murah, atau justru menunggu terlebih dahulu.
Pertanyaan yang mengemuka adalah buy atau bye?
Sebagai catatan, akhir pekan lalu Jumat (10/11/2023), Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,15% menjadi 34.283,10, S&P 500 menguat 1,56% di 4.415,24, sedangkan Nasdaq Composite tumbuh 2,05% di level 13.798,11.
Indeks bank S&P 500 (.SPXBK) turun sekitar 11% secara year-to-date (YtD). Sementara induknya, S&P 500 (.SPX) justru menguat sekitar 15%. Sektor perbankan masih berada pada titik terendahnya dibandingkan performa S&P 500 berdasarkan harga relatif, sebagaimana data BofA Global Research dilansir dari laman Reuters, Minggu (12/11/2023).
Penurunan tersebut membuat valuasi mereka menarik bagi sejumlah investor. “Belum pasti apakah valuasi yang menarik hanyalah jebakan nilai,” kata Analis LPL Financial, Quincy Krosby.
Nasib suku bunga The Fed menjadi sentimen bagi saham perbankan, apakah lembaga pimpinan Jerome Powell itu bakal mengakhiri siklus pengetatan moneter melalui suku bunga, atau justru membuka peluang untuk melanjutkannya.
Tentu, acuan bunga yang lebih tinggi bakal memungkinkan pemberi pinjaman membebankan bunga kredit kepada pelanggan, sehingga meningkatkan sumber pendapatan bunga bank. Namun, hal ini akan meningkatkan daya tarik surat utang atau obligasi jangka pendek, dibandingkan tabungan.
Bunga yang besar juga bakal menurunkan permintaan terhadap pinjaman konsumtif, hingga kredit properti.
BofA Global Research mewanti-wanti investor harus selektif untuk menambah portofolio saham bank, untuk mengantisipasi fase puncak suku bunga The Fed. Risiko datang dari tekanan margin akibat kenaikan biaya simpanan, hingga permintaan kredit properti.
Beberapa saham yang menjadi rekomendasi BofA antara lain Goldman Sachs (GS.N) dan Fifth Third Bancorp (FITB).
Secara umum investor menunggu data inflasi pekan depan untuk melihat bagaimana kinerja The Fed selama ini dalam perjuangannya melawan inflasi. Penurunan inflasi yang tajam dimungkinkan dapat mendukung bank sentral untuk menurunkan suku bunga lebih cepat.
(YNA)