5 Cara Memulai Hidup Minimalis, Tips Mengurangi Barang dan Mengubah Mindset
Hidup minimalis atau minimalism adalah aliran gaya hidup yang mengutamakan kesederhaan dan kepemilikan barang seperlunya.
IDXChannel—Simak 5 cara memulai hidup minimalis. Hidup minimalis atau minimalism adalah aliran gaya hidup yang mengutamakan kesederhaan dan kepemilikan barang seperlunya.
Aliran minimalis juga mengutamakan kualitas dibanding kuantitas kepemilikan, memprioritaskan kepemilikan yang penting dan bernilai bagi hidup seseorang, juga mengutamakan pembelian barang dengan pertimbangan penuh.
Gaya hidup minimalis mulai digemari anak-anak muda. Terdapat beberapa figur minimalis terkenal di dunia, salah satunya Fumio Sasaki, seorang penulis berkebangsaan Jepang yang menerbitkan buku ‘Goodbye, Things: The New Japanese Minimalism.’
Gaya hidup minimalis berkebalikan dengan gaya hidup boros, di mana seseorang bisa membeli barang yang tidak begitu dibutuhkan karena dorongan impuls, rasa ingin sesaat, dan dilakukan tanpa pikir panjang.
Seseorang yang boros dengan tingkat impulsivitas tinggi sangat mungkin membentuk kebiasaan hoarding, atau menumpuk barang-barang yang tidak begitu penting dan tidak semuanya terpakai.
5 Cara Memulai Hidup Minimalis, Penentuan Konsep dan Tips Mempraktikkannya
Gaya hidup minimalis dipraktikkan dengan spektrum yang luas. Ada yang menjalaninya secara ekstrem hingga tidak ada satu pun perabot di rumahnya selain ranjang dan kasur. Tidak ada sofa, pajangan dinding, meja, dan perabot-perabot rumah tangga lainnya.
Namun ada juga yang mengadaptasinya secara moderat, dimulai dengan hanya memiliki perabot yang benar-benar dibutuhkan, menjual barang yang tidak begitu diperlukan, dan hanya menyimpan barang yang dianggap menambah nilai untuk kehidupan.
Ada juga yang beranggapan hidup minimalis bukan berarti harus membuang semua koleksi favorit yang didapat dengan susah payah, dan individu minimalis tetap boleh menyimpan barang-barang bagus yang disukainya.
Sehingga, konsep minimalis yang dipahami dan diadaptasi tiap individu yang menjalani gaya hidup tersebut bisa berbeda satu sama lain. Namun intinya, minimalis mengutamakan kepemilikan yang benar-benar membawa nilai bagi si pemilik.
Baik nilai fungsional ataupun nilai sentimental yang dapat membawa kebahagiaan bagi individu. Lalu bagaimana cara memulai hidup minimalis?
1. Ubah Mindset tentang Kepemilikan
Pola pikir tentang kepemilikan seringkali dianggap sepele, dan tanpa disadari dapat membuat seseorang menjadi hoarder. Tidak sedikit orang yang gemar menumpuk barang sulit untuk melepas barang-barang tersebut tanpa alasan rasional.
Barang-barang tidak penting itu disimpan karena rasa ‘eman’ atau rasa sia-sia berlebih saat melihat barang dalam kondisi bagus dilepas begitu saja, atau merasa suatu saat akan membutuhkannya (meskipun tidak jelas kapan ‘suatu saat’ itu akan terjadi).
Minimalisme bukan soal deprivation (ngirit ekstrem atau sengaja membatasi diri secara berlebihan), melainkan soal memilih sesuatu yang benar-benar memiliki nilai penting bagi kehidupan, baik secara mental ataupun fungsional.
Meskipun seorang minimalis tetap boleh menyimpan barang bernilai sentimental, bukan berarti Anda dapat menjadikannya sebagai peluang untuk membenarkan hoarding, lalu enggan melepas barang yang memang tidak pernah dipakai.
Keterikatan emosional pada barang-barang yang tidak fungsional, tidak penting, dan tidak pernah terpakai dalam kehidupan sehari-hari memang harus dikurangi.
2. Melatih Skala Prioritas
Mungkin tidak mudah untuk menentukan apa-apa saja yang bernilai sangat penting bagi kehidupan Anda. Bagi beberapa orang, semua barang dalam kondisi fisik yang masih baik dianggap penting dan bernilai.
Anda bisa melatih penentuan skala prioritas, dengan cara menyusun barang-barang yang masih terpakai untuk kebutuhan sehari-hari, dan memisahkannya dari barang yang tidak terpakai sama sekali dan sangat jarang dipakai.
Gunakan skala prioritas juga ketika memutuskan untuk membeli barang baru. Jika tidak begitu dibutuhkan, sebaiknya tidak usah dibeli. Dengan cara ini, Anda bisa melatih gaya konsumsi dengan kesadaran penuh, dan berhenti membeli karena hasrat semata.
3. Decluttering
Decluttering adalah merapikan dan mengurangi semua tumpukan barang yang tidak terpakai lagi. Temukan cara declutter yang paling cocok dan tepat untuk dijalani sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Ada banyak cara declutter yang dapat dipraktikkan. Misalnya ‘beli barang satu, harus ada satu barang juga yang dikeluarkan/dijual/dibuang’, atau cara pembagian empat boks (boks donasi, boks sampah, boks jual, dan boks simpan).
Pisahkan barang-barang yang dapat didonasikan, barang yang bisa dibuang, barang yang bisa dijual, dan barang yang boleh disimpan. Agar tidak terasa sia-sia, barang bisa dijual agar Anda tetap memperoleh keuntungan.
Anda juga bisa menerapkan konsep declutter kamar per kamar, yakni dengan menyortir semua barang-barang tak terpakai yang dapat dijual dan dibuang pada tiap kamar dan ruangan dalam rumah Anda.
4. Mulai Kecil-Kecil
Tidak perlu memaksakan diri untuk langsung mengosongkan semua ruangan rumah. Anda dapat memulai dengan target yang kecil, tetapi konsisten dijalankan. Misalnya dengan mulai declutter lemari baju, setelah itu declutter dapur.
Atau dengan mulai mengatur pengeluaran dan mulai mengurangi pembelian barang-barang yang tidak perlu selama sebulan ke depan, lalu bulan berikutnya barulah Anda mulai menerapkan declutter barang di kamar.
Target kecil yang dijalankan secara konsisten lebih baik dibanding target besar yang dijalankan tanpa konsistensi.
5. Bersabar dengan Proses
Bagi orang yang terbiasa hoarding, impulsif, dan boros, minimalisme akan sulit dipraktikkan secara langsung. Dia akan membutuhkan proses yang cukup panjang hingga mampu mengubah pola pikirnya tentang kepemilikan barang.
Oleh sebab itu, bersabarlah pada proses dan target kecil yang Anda jalani. Lakukan evaluasi tiap bulan untuk membantu Anda melihat gambaran sejauh mana progress yang sudah berhasil dilaksanakan.
Waktu, tenaga, dan ruang yang kita dimiliki sangat terbatas. Maka sebaiknya, buang hal yang tidak diperlukan agar waktu dan tenaga yang kita punya dapat digunakan untuk memaksimalkan hal-hal yang penting.
Dengan kepemilikan barang yang seperlunya, Anda tidak menghabiskan waktu untuk bersih-bersih dan maintenance. Proses bersih-bersih juga lebih ringkas dan cepat. Ruangan di rumah juga dapat dimaksimalkan lebih baik dan fungsional.
Itulah 5 cara memulai hidup minimalis.
(Nadya Kurnia)