MILENOMIC

5 Dampak Investasi Tanpa Persiapan, Risiko Beli Saham karena FOMO

Kurnia Nadya 16/07/2025 18:21 WIB

Beberapa dampak investasi tanpa persiapan antara lain rugi, trauma, terkena investasi bodong, salah mengambil keputusan, dan membeli saham yang salah.

5 Dampak Investasi Tanpa Persiapan, Risiko Beli Saham karena FOMO. (Foto: Istimewa)

IDXChannel—Apa dampak investasi tanpa persiapan? Terjun ke dunia investasi tidak bisa dan tidak dianjurkan tanpa persiapan, pengetahuan, dan wawasan yang mumpuni. Calon investor harus mempersiapkan banyak hal. 

Persiapan yang dibutuhkan bahkan tidak hanya sebatas pengetahuan tentang pasar modal, tetapi juga persiapan modal, mental, dan money management yang baik. Investasi tidak hanya membutuhkan uang, tetapi juga mindset yang tepat. 

Seringkali pemula yang baru terjun investasi mengambil keputusan yang salah, lalu saat merugi merasa trauma dan enggan untuk berinvestasi kembali. Padahal kesalahan yang dibuatnya dapat dicegah dengan persiapan yang benar. 

Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum berinvestasi? Setidaknya, seorang calon investor harus mempersiapkan diri untuk hal-hal di bawah ini: 

Setidaknya dibutuhkan waktu untuk familier dengan seluk beluk pasar saham berikut cara membaca pergerakan harga saham. Tanpa pengetahuan yang mumpuni terkait topik-topik di atas, investor sangat mungkin membeli karena ikut-ikutan saja. 

Topik-topik di atas harus dipahami benar-benar, tidak cukup hanya sebatas diketahui saja. Sebab seringkali investor mengetahui sebatas teori, tetapi saat terjun jual-beli saham, dia tetap terpengaruh oleh emosi sesaat. 

Oleh sebab itu sebelum berinvestasi, seorang investor harus benar-benar mempersiapkan modal, mental, dan pola pikirnya agar siap menghadapi pergerakan pasar dan dapat mengambil keputusan tanpa bersikap gegabah. 

5 Dampak Investasi Tanpa Persiapan, Risiko Invest Modal Ikut-ikutan

Berikut ini adalah beberapa dampak investasi tanpa persiapan yang dapat terjadi pada investor pemula: 

1. Salah Beli Saham 

Salah satu yang sering terjadi di kalangan investor pemula yang merasa sudah paham investasi adalah salah membeli saham. Saham-saham yang dipilihnya adalah saham second liner yang sering dijadikan trading, tetapi niatannya adalah investasi. 

Akibatnya, saat harga naik turun ekstrem, dia tidak siap melihat floating loss dan memutuskan untuk menjual semua sahamnya. Lalu, saham tersebut malah bergerak naik. Akibatnya, dia merasa menyesal. 

2. Beli di Harga Pucuk 

Karena FOMO (fear of missing out) melihat investor lain yang memamerkan keuntungan investasinya, dia ikut-ikutan untuk membeli saham yang sama, padahal saat itu harganya sudah mencapai pucuk dan ada kemungkinan aksi profit taking besar-besaran. 

Tanpa mental dan pemahaman yang kuat, sangat mungkin investor untuk membeli saham karena rasa serakah, takut ketinggalan momentum, dan ikut-ikutan saja. 

3. Investasi dengan Uang Panas

Kesalahan lain dalam investasi karena tanpa persiapan adalah nekat membeli saham dengan uang panas. Membedakan uang panas dan uang dingin adalah salah satu nasihat yang kerap diwanti-wanti kepada calon investor. 

Uang panas tidak sebaiknya digunakan untuk investasi. Bahkan jika orang masih dalam kondisi perekonomian yang buruk, tidak dianjurkan untuk nekat investasi agar emosinya tidak memengaruhi keputusan investasi. 

4. Tidak Paham Kapan Cut Loss

Tidak memahami kapan mesti cut loss ataupun stop loss juga bisa terjadi jika investor tidak memahami pengetahuan tentang manajemen risiko. Seringkali saat harga saham sudah menurun drastis, investor malah menambah muatan demi mengurangi rata-rata kerugian. 

Padahal bisa jadi harga saham tersebut melanjutkan penurunan drastis. Tanpa pengetahuan yang mumpuni tentang arah tren pergerakan harga saham, tanpa psikologis yang tepat, sangat mungkin investor menjadi bias dalam mengambil keputusan. 

Akibatnya, saat harga saham mulai menunjukkan downtren bukannya cut loss malah menambah muatan, dan ketika harga saham sudah berada di puncak tren bukannya profit taking atau menunggu koreksi, malah membeli di harga atas. 

5. Tertipu Investasi Bodong 

Ini sering terjadi pada kalangan masyarakat yang benar-benar tidak memiliki pengetahuan investasi sama sekali. Namun karena tergiur keuntungan fantastis yang ditawarkan pelaku penipuan investasi bodong, mereka tertarik dan bersedia menggelontorkan banyak uang. 

Padahal keuntungan investasi bersifat wajar, mengikuti tingkat risiko di baliknya. Tidak ada keuntungan fantastis dapat diperoleh dalam waktu singkat dengan modal kecil, juga tidak ada investasi dengan menitipkan uang ke perseorangan. 

Satu-satunya investasi yang legal dengan ‘menitipkan’ modal ke pihak lain adalah reksa dana, di mana investor membeli unit (menitipkan modal) reksa dana untuk kemudian dikelola oleh manajer investasi bersertifikasi dan berpengalaman di pasar modal. 

Selain kelima dampak di atas, dampak lain yang dapat terjadi karena investasi tanpa persiapan adalah tidak mampu menyusun strategi investasi yang tepat, salah memperhitungkan kerugian dan keuntungan, dan rugi finansial. 

Untuk menghindari risiko-risiko di atas, sebelum berinvestasi pelajari dulu seluk beluk investasi dan jenis-jenis instrumennya, berikut tingkat risiko dan profil risiko Anda sendiri. Lalu persiapkan modal dengan menabung dan siapkan money management yang tepat. 

Sehingga investasi lebih maksimal. Itulah penjelasan tentang dampak investasi tanpa persiapan. 


(Nadya Kurnia)

SHARE