5 Tanda Keuangan Sudah Red Flag, Kondisi Ini Wajib Diwaspadai
Kondisi keuangan juga memiliki pertanda bahaya yang harus segera diwaspadai, karena pertanda ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang kurang tepat.
IDXChannel—Apa saja 5 tanda keuangan sudah red flag? Red flag atau bendera merah, mengacu pada tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai. Istilah ini biasanya digunakan untuk merujuk pada sifat, perilaku, atau suatu kondisi.
Kondisi keuangan juga memiliki pertanda bahaya yang harus segera diwaspadai, karena pertanda ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang kurang tepat dan jika tidak diperbaiki dapat berisiko pada stabilitas keuangan di masa mendatang.
Melansir Bank Jago (27/7/2025), berikut ini adalah tanda kondisi keuangan sudah red flag yang harus diwaspadai.
5 Tanda Keuangan Sudah Red Flag, Ini Kondisi yang Wajib Diwaspadai
1. Tidak Budgeting/Tidak Mematuhi Budgeting
Budgeting adalah perencanaan alokasi pengeluaran bulanan, budget bulanan mempermudah individu untuk mengatur pemanfaatan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama satu bulan.
Budgeting juga bermanfaat untuk membantu individu merencanakan tabungan dan target-target finansial masa depan. Budgeting juga membiasakan individu untuk menentukan skala prioritas dalam menggunakan uang.
Jika Anda tidak bisa mengatur keuangan dengan budget, ataupun jika membuat alokasi, Anda tidak mematuhi budget yang Anda buat sendiri, bisa jadi menandakan Anda belum mampu menentukan skala prioritas, atau sulit mengendalikan diri.
2. Selalu Ada Utang Konsumtif
Utang tidak selamanya buruk. Utang diperlukan dalam kondisi gawat darurat, atau untuk dialokasikan sebagai modal usaha. Utang yang perlu dihindari, atau setidaknya dikelola sebaik mungkin, ada utang konsumtif.
Terutama jika bentuknya adalah utang kartu kredit, paylater, dan pinjaman online untuk membeli barang dan jasa yang tidak bersifat pokok/wajib. Untuk hal-hal yang bersifat tersier, individu dianjurkan untuk membayar dengan alokasi yang sudah disediakan.
Namun jika dengan alokasi pun masih kurang, tandanya Anda overspending. Berutang untuk membiayai pengeluaran tersier harus dikelola seefisien mungkin agar individu tidak terus menerus menghabiskan gaji untuk membayar tagihan.
3. Sulit Menabung Dana Darurat
Kondisi keuangan tiap individu memang berbeda, mungkin ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan seseorang untuk menabung. Namun ada pula orang dengan pendapatan cukup, tanpa beban finansial apa pun, tetapi tetap sulit menyisihkan uang untuk ditabung.
Salah satunya karena overspending, tidak merencanakan pengeluaran bulanannya dengan benar, dan sulit mengendalikan diri untuk tidak boros membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau mengeluarkan uang untuk keperluan hiburan lainnya.
4. Gaji Cepat Habis
Gaji cepat habis bisa karena alasan-alasan yang dapat dimaklumi, misalnya karena ada kebutuhan darurat tidak terduga yang harus segera dibayar. Namun ada pula orang yang gajinya cepat habis karena membayar utang konsumtif dan boros setelah gajian.
Setelah gajian, ada sebagian orang yang senang menghibur diri sendiri dengan pergi jalan-jalan, membeli barang tertentu di e-commerce, dan sebagainya. Ada juga yang terbiasa boros membeli makanan-makanan restoran/pesan antar di minggu-minggu pertama gajian.
5. Utang Konsumtif Lebih dari 30 Persen Pendapatan
Utang konsumtif yang bersifat tersier dan sudah melampui 30 persen dari pendapatan, sudah tergolong lampu merah. Individu harus mulai waspada, sebab artinya gaji yang diperolehnya habis untuk membayar tagihan bulan sebelumnya, sesuai poin keempat di atas.
Ketidakmampuan untuk menentukan skala prioritas mengendalikan diri untuk tidak berbelanja konsumtif, dan patuh pada budgeting berdampak pada gaji yang cepat habis, sulit menabung, dan jumlah utang yang membengkak.
Itulah 5 tanda keuangan red flag yang patut diwaspadai.
(Nadya Kurnia)