MILENOMIC

7 Risiko Membuka Bisnis di Pinggir Jalan, Pertimbangkan Ini Sebelum Jualan

Kurnia Nadya 07/07/2025 17:48 WIB

Toko di pinggir jalan memang strategis karena sangat mudah diakses oleh konsumen, tetapi bukan berarti bisnis di pinggir jalan bebas risiko.

7 Risiko Membuka Bisnis di Pinggir Jalan, Pertimbangkan Ini Sebelum Jualan. (Foto: Rakuten Travel)

IDXChannel—Apa saja risiko membuka bisnis di pinggir jalan? Toko di pinggir jalan memang strategis karena sangat mudah diakses oleh konsumen, tetapi bukan berarti bisnis di pinggir jalan bebas risiko. 

Lokasi yang strategis adalah salah satu pertimbangan utama yang dipikirkan pelaku usaha untuk membuka gerai. Lokasi strategis ini terletak di pusat keramaian, dan biasanya berlokasi di pinggir jalan, atau tidak jauh dari jalan utama. 

Letak gerai di pinggir jalan memang menguntungkan, selain mudah diakses, gerai akan mudah terlihat dan mendapatkan eksposur lebih besar dibanding toko-toko yang berada di dalam gang atau di dalam mal. 

Namun ada beberapa risiko yang mesti dihadapi pelaku usaha yang memiliki gerai di pinggir jalan. Melansir SMBC Indonesia dan sumber lainnya (7/7/2025), berikut ini adalah risiko membuka bisnis di pinggir jalan. 

7 Risiko Membuka Bisnis di Pinggir Jalan, Pikirkan Ini Dulu Sebelum Jualan 

1. Sulit Parkir 

Lahan di pinggiran jalan biasanya tidak disertai dengan lahan parkir yang luas, meskipun ada beberapa gerai yang mampu menyediakan lahan parkir sendiri. Sehingga pelaku usaha harus siap dengan keberadaan juru parkir liar. 

Karena sulit parkir, biasanya pengunjung justru malas mampir karena enggan direpotkan mencari tempat parkir. 

2. Berpotensi Bikin Macet

Jika pun lahan yang tersedia cukup untuk parkir beberapa motor, atau misalnya tersedia lahan yang cukup luas untuk parkir banyak kendaraan, jalanan di depan tempat usaha juga berpotensi macet karena arus keluar masuk kendaraan. 

3. Kurang Higienis

Bagi pelaku usaha yang membuka bisnis makanan, apalagi yang bisnisnya hanya mengandalkan stan atau lapak gerobak/meja sederhana, harus menghadapi risiko makanan dan minuman yang jadi kurang higienis karena paparan asap kendaraan dan debu jalanan. 

4. Pungutan Liar

Pelaku usaha kecil yang membuka gerobak atau meja lapak dagangan sederhana di pinggiran jalan juga berpotensi terkan pungutan liar dari oknum-oknum setempat yang memanfaatkan bisnis-bisnis kecil yang buka lapak di daerahnya. 

5. Jualan Tidak Bisa Lama

Berjualan di pinggir jalan juga berisiko kena usir satpol PP, terutama bagi lapak-lapak kecil tanpa izin resmi dari pemerintah. Lapak-lapak kecil ini biasanya membayar pungutan liar ke preman setempat, tetapi tidak mendapatkan perizinan resmi dari pemerintah. 

Akibatnya, jualan berpotensi diusir, atau jika pun diizinkan berjualan oleh pemerintah diberi batasan waktu untuk beroperasi. Sehingga durasi berjualan juga tidak bisa lama-lama. 

6. Risiko Produk Hilang 

Berjualan di pinggir jalan artinya harus siaga dan waspada menjaga barang-barang yang dijajakan. Apalagi jika barang yang dijajakan adalah barang kemasan yang dapat diambil langsung oleh konsumen. 

Baik toko ataupun lapak, pemiliknya harus ekstra waspada mengawasi tempat berjualannya dan mengawasi orang-orang yang berlalu lalang serta mampir ke tempat usahanya untuk melihat-lihat. 

7. Risiko Cuaca 

Saat hujan deras, berjualan di pinggir jalan juga lebih merepotkan dibanding berjualan di dalam bangunan atau ruko. Selain pengunjung yang berkurang, pelaku usaha juga harus siap siaga banjir dan terkena cipratan genangan air dari mobil yang berlalu lalang. 

Itulah beberapa risiko membuka usaha di pinggir jalan yang harus dipertimbangkan sebelum membuka lapak di pinggir jalan. 


(Nadya Kurnia)

>
SHARE