Bikin Ketar-ketir, Delapan Pekerjaan Ini Bakal Tergantikan oleh Robot
Penggunaan robot dalam pekerjaan tidak membutuhkan gaji atau tunjangan besar. Berikut daftar pekerjaan yang berpotensi besar digantikan robot.
IDXChannel - Microsoft baru-baru ini melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak 10 ribu karyawannya. Selanjutnya, perusahaan teknologi raksasa akan investasi besar-besaran di bidang kecerdasan buatan (AI) melalui OpenAI.
Ya, di zaman serba canggih saat ini, perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Namun perubahan tersebut dapat menggantikan peran manusia dalam pekerjaan, salah satunya dengan robot.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi robot telah banyak digunakan untuk memudahkan pekerjaan. Teknologi ini digunakan di berbagai bidang, seperti keuangan, telekomunikasi, pertanian, penelitian, serta makanan dan minuman.
Teknologi ini telah menggantikan banyak pekerjaan manusia, terutama alur kerja yang berulang, monoton, dan berisiko.
Pada akhirnya, banyak perusahaan harus mengadopsi teknologi robotika untuk memenuhi tuntutan industri saat ini. Teknologi robotik memungkinkan perusahaan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan dengan lebih sedikit kesalahan daripada manusia.
Selain itu, robot tersebut tidak membutuhkan gaji atau tunjangan yang besar, serta dapat bekerja 24 jam sehari.
Berikut daftar pekerjaan yang berpotensi besar digantikan robot, sebagaimana dikutip dari VOI, Kamis (26/1/2023):
1. Kasir
Salah satu profesi yang berpotensi digantikan robot adalah kasir. Sudah banyak toko dan penjualan jasa yang memakai aplikasi pembayaran digital memfasilitasi transaksi customer.
Selain itu, hadirnya toko online juga sudah tidak membutuhkan kasir untuk mengurusi segala transaksi jual beli.
2. Teller dan Pegawai Bank
Pekerjaan lainnya yang berpotensi digantikan robot adalah teller dan pegawai bank. Adanya mesin ATM telah menggantikan pekerja manusia untuk menyetor dan menarik uang dari bank.
Selain itu, kini juga sudah ada platform keuangan digital mobile banking yang menyediakan berbagai layanan transaksi secara online.
3. Pekerja Pabrik
Banyak pabrik yang kini mengadopsi teknologi robotik untuk membantu produksi barang. Pabrik menggunakan robot untuk membantu pekerjaan.
Misalnya pengemasan, perakitan, dan lainnya. Dengan bantuan robot, bisnis dapat memproduksi jutaan barang secara efisien dan murah.
4. Sopir
Apabila teknologi ini semakin disempurnakan dan banyak digunakan, maka beberapa profesi akan tergantikan, seperti supir bus, supir taksi, supir truk, dan pekerjaan transportasi lainnya.
5. Admin
Admin atau customer service juga menjadi salah satu pekerjaan yang berpotensi digantikan oleh robot. Contohnya operator telepon, telemarketer, dan resepsionis.
Sebelum teknologi semakin berkembang, perusahaan menggunakan admin dan CS untuk berkomunikasi dan melayani permintaan pengguna atau konsumen.
Namun kini sudah ada teknologi yang bisa menerima panggilan otomatis dan mengirim pesan, seperti manusia pada umumnya, baik dari segi teks maupun suara.
6. Kurir
Menjamurnya bisnis online dan semakin berkembangnya teknologi digital membuat kebutuhan transaksi semakin meningkat. Banyak orang melakukan pembelian barang dan pengiriman barang. Biasanya barang akan dikirimkan oleh kurir yang bekerja di jasa ekspedisi.
7. Pengumpul Informasi, Analis, dan Wartawan
Teknologi robot juga telah membantu pekerjaan manusia yang lebih spesifik atau dikerjakan secara mendalam. Robot ini mampu menyisir jutaan dokumen dan menemukan fakta yang relevan, nomor telepon, alamat email, dan informasi lain berdasarkan kata kunci.
Contoh lainnya adalah analisis keuangan, yang mana program komputer dapat dirancang untuk menganalisis dan menemukan pola dan tren dalam data keuangan.
8. Pengacara
Untuk pertama kalinya, robot pengacara buatan akan menghadiri proses pengadilan resmi. Hingga saat ini, detail persidangannya masih dirahasiakan.
Namun yang pasti, robot ini akan memasuki uji coba Februari 2023 di Amerika Serikat, dikutip dari instagram @ngomonginuang.
Jangan bayangkan robot dengan bentuk fisik, seperti manusia dan berjas seperti pengacara sungguhan. Robot tertanam di smartphone dan bekerja dengan kecerdasan buatan (AI).
Robot tersebut dirancang oleh Do Not Pay, sebuah perusahaan yang didirikan pada 2015 oleh Joshua Browder, seorang mahasiswa di Stanford University.
Pengguna harus membawa smartphone langsung ke pengadilan. Dari sini, robot mendengarkan semua yang didengar oleh hakim, jaksa, saksi, terdakwa, dan semua orang yang terlibat dalam proses tersebut.
Robot pengacara ini diklaim bisa menangani banyak kasus, seperti konflik dalam perusahaan, birokrasi, penggelapan uang, dan menuntut orang lain.
Robot ini diklaim telah mempelajari hampir semua Undang-undang di AS.
Robot pengacara ini menerapkan sistem berlangganan dengan biaya USD36 atau Rp550 ribu per 3 bulan. Biaya ini jauh lebih murah dibanding biaya rata-rata pengacara di AS yang mulai USD50 atau Rp 750 ribu hingga ratusan juta rupiah per jam.
"Ini semua tentang bahasa dan biaya pengacara ratusan atau ribuan dolar per jam," kata Browder. Dia pun meyakini, teknologi ini akan menggantikan posisi pengacara di masa depan.
(Penulis: Ibadikal Mukhlisina/Magang)
(FAY)