MILENOMIC

Buruh Penghancur Bangkai Kapal: Berisiko Tinggi, Gaji Hanya Rp1 Jutaan per Bulan

Kurnia Nadya 01/05/2024 18:34 WIB

Negara yang terkenal dengan keberadaan dermaga penghancuran bangkai kapal adalah India, Pakistan, dan Bangladesh.

Buruh Penghancur Bangkai Kapal: Berisiko Tinggi, Gaji Hanya Rp1 Jutaan per Bulan. (Foto: Industriall Union.org)

IDXChannel—Ada pekerjaan sebagai buruh penghancur bangkai kapal di beberapa negara di Asia Selatan. Buruh-buruh ini bekerja dengan paparan risiko kecelakaan kerja yang tinggi, namun dibayar murah. 

Keberadaan buruh penghancur bangkai kapal pernah diliput oleh National Geographic dan sejumlah media asing sejak satu dekade silam. Adapun negara yang terkenal dengan keberadaan dermaga penghancuran bangkai kapal adalah India, Pakistan, dan Bangladesh. 

Saat ini ada empat dermaga penghancuran bangkai kapal (ship breaking yard) terbesar di dunia, yakni Alang Ship Breaking Yard (India), Chittagong Ship Breaking Yard (Bangladesh), Gadani Ship Breaking Yard (Pakistan), dan Aliaga Ship Breaking Yard (Turki). 

Para buruh yang bekerja di dermaga penghancuran ini dibayar murah, sekitar USD2 per hari, atau sekitar Rp32.000/hari. Mengutip Industriall Union (1/5), para buruh ini menerima rata-rata Rp1,83 juta saja per bulan pada 2015.

Dermaga Penghancuran Gadani bisa menerima 80-100 bangkai kapal selama setahun, dan menghasilkan ratusan ribu ton baja yang kemudian diperjualbelikan di dalam negeri, atau luar negeri untuk didaur ulang. 

Dermaga-dermaga ini menerima segala jenis kapal untuk dihancurkan, mulai dari kapal-kapal tanker yang mengangkut minyak dan gas, kapal kontainer, dan sebagainya. Semua kapal dihancurkan dengan cara dipotong-potong menjadi bagian kecil. 

Potongan baja kemudian akan diangkut oleh pekerja, demikian pula dengan kabel-kabel, lalu dikumpulkan pada satu tempat. Ada tiga jenis pekerjaan di dermaga penghancuran, yakni buruh pemotong baja, pengangkut potongan baja, dan pengangkut kabel. 

Mengutip National Geographic (1/5), pemotongan baja adalah pekerjaan yang paling membahayakan, sebab pekerja bakal terekspor zat-zat dan gas beracun dari kapal, dan berisiko tertimpa potongan baja. 

Pekerja tidak boleh kehilangan fokus, karena proses pemotongan baja membuat bagian kapal menjadi rapuh dan berpotensi menghasilkan puing-puing. Kapal dipotong dari bagian depan, hingga dalam, sampai seluruh kapal dipreteli sempurna. 

Pekerja juga akan menerima dampak langsung pada kesehatannya. Sesak di dada, pandangan mata memburuk, rasa nyeri di seluruh tubuh, adalah hal-hal yang biasa dirasakan para buruh penghancur bangkai kapal ini. 

Penghancuran bangkai kapal bukanlah pekerjaan yang mudah. Penghancuran dilakukan secara bertahap, pekerja hanya berbekal las untuk memotong baja, lalu mengangkut semua bagian-bagian kapal untuk dikumpulkan. 

Mereka juga umumnya bekerja tanpa dilengkapi peralatan keselamatan dan keamanan yang memadai, rata-rata pun bukan pekerja terampil bersertifikat. Menjadikan pekerjaan ini sebagai salah satu yang paling berbahaya di dunia. 

Itulah informasi menarik tentang buruh penghancur bangkai kapal. (NKK)

SHARE