Cara Menghitung Dana Darurat Ideal untuk Lajang dan Sudah Menikah, Ini Tipsnya
Besaran jumlah dana darurat dapat disesuaikan dengan kebutuhan hidup bulanan tiap individu.
IDXChannel—Bagaimana cara menghitung dana darurat yang ideal? Besaran jumlah dana darurat dapat disesuaikan dengan kebutuhan hidup bulanan tiap individu. Kebutuhan bagi orang yang belum menikah dan sudah berkeluarga berbeda.
Dana darurat berfungsi sebagai safety net atau jaring pengaman yang dapat mencegah kebangkrutan di masa mendatang. Keberadaan dana darurat mencegah individu untuk berutang untuk kebutuhan mendadak di masa mendatang.
Perhitungan dana darurat umumnya dipersiapkan untuk mengantisipasi PHK, dihitung berbasis jumlah gaji dalam satu bulan, kemudian dikalikan dengan beberapa bulan dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan individu untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Namun dana darurat tidak hanya berfungsi untuk mengantisipasi PHK, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan mendadak lain yang mungkin membutuhkan dana dalam jumlah yang besar. Seperti kecelakaan, sakit keras, perbaikan kendaraan, dan sebagainya.
Oleh sebab itu karyawan dan pasangan suami istri sangat dianjurkan untuk memiliki dana darurat, agar terhindar dari risiko utang bunga tinggi dan tetap dapat bertahan hidup tanpa pemasukan stabil.
Berikut ini adalah cara menghitung dana darurat yang ideal untuk lajang, pasangan menikah tanpa anak, dan pasangan menikah dengan anak.
Cara Menghitung Dana Darurat untuk Lajang, Keluarga Tanpa Anak, dan Dengan Anak
Melansir DBS Indonesia (5/6/2025), jumlah dana darurat yang ideal untuk lajang adalah sebanyak enam kali total pengeluaran bulanan. Sementara bagi pasangan tanpa anak adalah sembilan kali pengeluaran dan 12 kali pengeluaran bagi pasangan dengan anak.
Namun dengan asumsi masa pencarian kerja yang saat ini memerlukan waktu cukup lama, Anda bisa memperjanjang jumlah bulan menjadi 6-12 bulan dan seterusnya. Ini untuk mengantisipasi masa pencarian kerja yang cukup lama.
Anda juga bisa menghitung dana darurat dengan total gaji, bukan total pengeluaran. Dengan demikian jumlah dana darurat yang terkumpul akan lebih besar dibanding dana darurat sesuai jumlah total pengeluaran.
Hitung Pengeluaran
Pertama-tama, buatlah perhitungan besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan yang bersifat tetap dan tidak bisa diganggu gugat. Sebagai contoh, pengeluaran untuk:
- Listrik dan air
- Telepon dan internet
- Bensin dan tol (jika punya mobil)
- Transportasi (jika menggunakan transportasi umum)
- Air galon isi ulang dan gas
- Uang sewa (jika mengontrak/kos)
- Belanja bahan makanan
- Belanja barang perawatan tubuh dan rumah (sabun mandi, shampoo, odol, deterjen, dll)
Setelah mendapatkan angka total, itulah total pengeluaran tetap yang harus dibayarkan tiap bulan. Jika Anda sudah berpasangan maka biaya tetap bulanan bisa termasuk uang sewa kontrakan, uang untuk istri, orang tua, dan sebagainya.
Jika Anda sudah berkeluarga dan punya anak, biaya tetap bulanan bisa termasuk biaya pampers, produk perawatan tubuh anak, uang belanja bahan makanan untuk anak, susu, dan sebagainya.
Jika Anda sudah memiliki rumah dan kendaraan sendiri, maka biaya tetap pada bulan-bulan tertentu bisa termasuk iuran lingkungan perumahan, pajak IMB satu tahun sekali, pajak kendaraan satu tahun sekali, dan biaya servis beberapa bulan sekali.
Kalikan dengan Jumlah Bulan
Buatlah perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan baru sebagai antisipasi PHK mendadak. Sesuaikan dengan kondisi lapangan kerja saat ini, waktu yang umumnya dibutuhkan antara 6-12 bulan, bahkan hingga lebih dari satu tahun.
Kalikan jumlah total pengeluaran itu dengan jumlah bulan yang sekiranya cukup, misalnya 6-12 bulan, atau 12-18 bulan. Sebagai contoh, jika total pengeluaran bulanan adalah Rp2 juta, maka dana darurat yang dibutuhkan untuk enam bulan hidup adalah Rp12 juta.
Anda juga bisa menggunakan perhitungan berbasis total gaji. Misalnya total gaji mencapai Rp6 juta, maka dana darurat untuk hidup selama enam bulan adalah Rp36 juta dan seterusnya.
Menggunakan basis perhitungan dengan total pengeluaran memang akan lebih ringan untuk ditabung, tetapi jika target telah tercapai, ada baiknya nilai dana darurat ditambah sesuai total gaji dengan jumlah bulan.
Dengan memiliki dana darurat yang lebih dari cukup dari total pengeluaran, memungkinkan individu untuk memiliki ruang gerak yang lebih panjang. Misalnya, dana darurat Rp36 juta itu dapat digunakan untuk hidup selama 1,5 tahun alih-alih hanya enam bulan.
Itulah cara menghitung dana darurat dengan tepat.
(Nadya Kurnia)