MILENOMIC

Cara Menghitung Keuntungan Warteg: Rincian Modal dan Potensi Laba Bersih per Bulan

Kurnia Nadya 08/05/2024 14:46 WIB

Untuk membuka usaha warteg, langkah pertama yang mesti dilakukan adalah menentukan target konsumen dan pemilihan lokasi yang strategis.

Cara Menghitung Keuntungan Warteg: Rincian Modal dan Potensi Laba Bersih per Bulan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Simak cara menghitung keuntungan warteg untuk mengetahui potensi laba bersih dari usaha warteg. Warung tegal merupakan salah satu usaha yang dianggap mudah menarik minat pembeli. 

Banyak terdapat warteg di kota-kota. Warung makan sederhana ini menawarkan beragam pilihan menu lauk dan sayuran khas dengan cita rasa khas masakan rumah. Harga jualnya pun terjangkau. 

Oleh sebab itu warteg selalu ramai dikunjungi, sebab segmen harga dan pasarnya menjangkau semua kalangan konsumen. Tak mengherankan pula bisnis warteg pun kini dikembangkan dengan skema franchise.

Lantas berapakah perkiraan modal yang harus disiapkan untuk memulai usaha warteg, dan apa yang harus dilakukan untuk memulai usaha warteg? Mengutip BFI Finance dan E-Fishery (8/5), berikut hal-hal yang perlu diperhatikan. 

Cara Menghitung Keuntungan Warteg 

Untuk membuka usaha warteg, langkah pertama yang mesti dilakukan adalah menentukan target konsumen dan pemilihan lokasi yang strategis. Lokasi usaha adalah salah satu pengeluaran yang memerlukan modal besar. 

Terlebih jika Anda belum punya tempat usaha sendiri untuk dimanfaatkan. Pemilik usaha harus mempertimbangkan ketersediaan lahan parkir, apakah lokasi mudah dijangkau, dan apakah dekat dengan pusat-pusat keramaian. 

Selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah pemilihan menu. Menu masakan warteg adalah menu-menu sederhana yang kerap dimasak di rumah. Seperti tempe orek, sayur sop, telur balado, ayam kecap, ikan balado, usus balado, dan sebagainya. 

Perhatikan cita rasa tiap menu agar pelanggan doyan dan berminat untuk kembali lagi. Kemudian pastikan Anda menggandeng supplier yang mampu menyediakan bahan baku berkualitas. 

Kemudian tentukan harga jual tiap menu sesuai dengan daya beli segmen konsumen yang ditargetkan. Jika terlalu mahal pelanggan akan malas beli lagi, namun jika terlalu murah Anda bisa merugi. 

Berikut ini adalah contoh rincian modal dan alokasi modal untuk usaha warteg: 

Peralatan makan (piring, gelas, dll) = Rp600.000 (20 set x Rp30.000) 
Peralatan masak (elpiji, kompor, dll) = Rp3 juta 
Sewa tempat = Rp2,5 juta per bulan
Meja = Rp600.000 (4 meja x Rp150.000) 
Kursi = Rp600.000 (20 kursi x Rp30.000) 
Total modal = Rp8,3 juta

Kemudian hitung perkiraan modal atau biaya bulanan warteg: 

Bahan baku = Rp15 juta (30 hari x Rp500.000) 
Listrik - Air = Rp400.000
Biaya tak terduga = Rp1 juta 
Total modal bulanan = Rp16,4 juta 

Jika ditotal, biaya yang dikeluarkan untuk memulai usaha warteg dan biaya usaha tiap bulan adalah Rp24,7 juta untuk bulan pertama. Bulan berikutnya, modal bulanan yang perlu dikeluarkan hanyalah Rp16,4 juta. 

Lalu dengan asumsi rata-rata porsi yang Anda jual dalam sehari bisa mencapai 60 porsi makanan dengan harga seporsi Rp15.000 saja, maka begini perhitungan keuntungannya: 

Rp15.000 x 60 porsi x 30 hari = Rp27 juta 

Keuntungan = Omset — modal bulanan 
Keuntungan = Rp27.000.000 — Rp16.400.000
Keuntungan = Rp10.600.000 

Keuntungan yang akan Anda terima dalam satu bulan kira-kira Rp10,6 juta rupiah. Namun keuntungan ini tentu bisa lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada penjualan harian yang berhasil dicatatkan. 

Semakin laris warteg Anda, tentu akan semakin besar potensi keuntungan yang bisa Anda peroleh. 

Begitulah cara menghitung keuntungan warteg yang menarik untuk dipertimbangkan bagi pebisnis pemula. (NKK)

SHARE