MILENOMIC

Daftar Perusahaan Teknologi yang PHK Karyawan di RI

Fiki Ariyanti 28/10/2022 09:10 WIB

Ini daftar perusahaan teknologi yang melakukan PHK karyawan di Indonesia.

Daftar Perusahaan Teknologi yang PHK Karyawan di RI. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Indonesia memang berhasil melalui pandemi Covid-19 dengan baik. Pemulihan bergerak lebih cepat, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh 5,01% di kuartal I dan 5,44% di kuartal II-2022. 

Pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% ini diramal akan terus berlanjut hingga akhir 2022. Di kuartal III, pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa menyentuh 5,5% dan sepanjang 2022 bakal bertumbuh 5,3%. 

International Moneter Fund (IMF) bahkan memuji Indonesia sebagai titik terang di tengah gelapnya ekonomi dunia. Membaiknya kondisi perekonomian Tanah Air seperti berbanding dengan keadaan yang sebenarnya. 

Sejak awal tahun ini, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sudah terasa. Bahkan arusnya semakin kuat hingga mendekati penghujung tahun ini. 

Banyak perusahaan Indonesia di sektor teknologi melakukan layoff atau PHK. Bahkan ada yang sampai tumbang atau bangkrut. 

Berikut daftar perusahaan teknologi yang telah melakukan PHK karyawan di Indonesia, Kamis (27/10/2022): 

1. Grab

Raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab akan menutup operasi layanan GrabKitchen di Indonesia pada 19 Desember 2022. Ini karena selama empat tahun operasinya, pertumbuhan GrabKitchen tidak konsisten. 

Penutupan GrabKitchen berdampak pada belasan karyawan Grab. Beberapa di antaranya ditawarkan untuk dipindahkan ke divisi lain, sementara yang lain diberhentikan. 

2. Shopee Indonesia

September lalu, Shopee Indonesia melakukan PHK sejumlah karyawan. Keputusan ini sebagai bagian dari langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan. Bahkan disebut-sebut Sea Ltd, induk usaha Shopee Indonesia PHK tiga persen dari total karyawan perusahaan. 

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” katanya Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira. 

3. Indosat Ooredoo

PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melakukan PHK, atau yang disebut perseroan sebagai langkah rightsizing.

Director & Chief of Human Resources Officer IOH Irsyad Sahroni mengatakan, perusahaan telah menempuh langkah rightsizing yang berlangsung dengan lancar.

Adapun paket kompensasi yang ditawarkan kepada karyawan yakni rata-rata 37 kali upah. Bahkan yang tertinggi mencapai 75 kali upah. 

4. TaniHub

Platfom e-commerce yang bergerak di bidang pertanian, TaniHub ememutuskan menutup dua gudang, yakni di Bali dan Bandung pada Februari tahun ini. Langkah tersebut dilakukan agar perusahaan bisa fokus dan meningkatkan pertumbuhan. 

Selain itu, TaniHub juga melakukan PHK terhadap karyawannya dan sesuai aturan Kementerian Ketenagakerjaan. 

5. Zenius

Perusahaan rintisan di sektor pendidikan, Zenius dua kali melakukan PHK di tahun ini. Pertama di Mei, perusahaan memangkas 200 orang karyawan. 

Kedua, PHK lagi di Agustus karena perusahaan perlu beradaptasi dengan situasi ekonomi saat ini dengan menyesuaikan jumlah tim jadi lebih ramping. 

6. LinkAja

LinkAja atau PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya. Perusahaan beralasan, kebijakan tersebut dilakukan karena perubahan signifikan dalam penyesuaian bisnis. 

7. JD.ID

JD.ID, layanan e-commerce juga mengambil keputusan PHK pada Mei lalu. Ini karena perusahaan melakukan restrukturisasi, di mana di dalamnya terdapat pengurangan jumlah karyawan. 

8. Mamikos

Aplikasi pencarian kost, Mamikos pada Juli lalu melakukan hal yang sama. PHK sejumlah pegawainya. Penyebabnya karena Mamikos melakukan restrukturisasi agar struktur perusahaan menjadi lebih sehat dan berkesinambungan. Di mana dampak dari restrukturisasi ini adalah pengurangan pegawai. 

9. Carsome

Carsome, unicorn asal Malaysia juga melakukan PHK karena ingin fokus pada peningkatan produktivitas di seluruh bisnis dengan menyelaraskan sumber daya, serta menegakkan manajemen kinerja yang lebih ketat. 

Platform e-commerce jual beli mobil bekas di Asia Tenggara ini mengonfirmasi dan menyatakan perusahaan sedang melakukan optimasi tenaga kerja, sementara tim eksekutifnya bersedia tidak digaji di sisa tahun ini. 

10. Mobile Premier League (MPL)

Mobile Premier League (MPL) melakukan PHK sekira 100 orang. Bahkan hengkang dari pasar Indonesia karena alasan ingin menumbuhkan bisnis inti, mencapai netralitas ebitda, dan menutup bisnis yang tidak berjalan. 

11. Xendit 

Pada Oktober 2022, startup fintech Xendit melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya, baik di Indonesia maupun Filipina. Perusahaan berdalih, karena untuk mengoptimalkan bisnis untuk jangka pendek dan jangka panjang. 

12. Line 

Line Today resmi tutup pada awal Juli lalu. Selain itu, menutup Line OpenChat dan Line Jobs. Dalam penutupan ini, Line mengaku hanya sekali melakukan PHK karyawan ketika ada penutupan Line Today. 

13. Pahamify

Pahamify melakukan PHK terhadap karyawannya karena harus beradaptasi dengan kondisi makro ekonomi saat ini. PHK dilakukan untuk mewujudkan visi jangka panjang perusahaan. 

14. Binar Academy

Startup pendidikan Binar Academy juga melakukan PHK terhadap 20 persen dari total karyawannya pada 17 Oktober lalu. Hal itu merupakan bagian dari strategi menghadapi ketidakpastian ekonomi global. 

Setelah PHK, startup edutech ini memutuskan undur diri atau berhenti beroperasi yang diumumkan melalui akun twitternya pada Juni 2022. 

Tsunami Startup RI Karena Ini?

Berdasarkan artikel riset IDXChannel.com pada 24 Oktober 2022, Narasumber executive industri startup mengatakan, 
saat ini, Google melalui GBP (Google Play Billing) mematok pemotongan bagi pengembang aplikasi sebesar 15% untuk yang memiliki pendapatan (revenue) USD1 juta. Bahkan, jika pendapatan di atas itu, maka langsung terdampak potongan 30%.

Menurut sumber tersebut, kondisi ini sudah bukan lagi pada level memprihatinkan, melainkan juga bisa membunuh industri startup Tanah Air.

“Banyak yang terdampak karena sebagian dari mereka (industri startup) margin-nya nggak ada 30%. Atau opsinya, kita harus naikin harga dan merugikan konsumen,” jelasnya.

Sayangnya, imbas kebijakan pemotongan 30% ini sangat berdampak pada daya tahan startup di Indonesia. Mengingat perusahaan rintisan merupakan salah satu sektor yang masih berkembang.

“30% revenue ilang itu signifikan. Para player [pemain] mau tidak mau harus naikin harga berdampak pada konsumen yang makin menurun. Banyak player yang sudah kena dampak, misalnya beberapa harus layoff,” kata narasumber tersebut. 

Sebelumnya, beberapa startup garapan anak bangsa tengah menghadapi ketidakpastian keuangan dengan melakukan layoff atau pemutusan hubungan kerja (PHK).

Para startup yang melakukan PHK merupakan mereka yang valuasinya tidak masuk dalam status unicorn atau di bawah USD1 miliar.

Gelombang PHK startup ini kian terasa antara Juni hingga September tahun ini, bahkan diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun depan.

“Apalagi kondisi ekonomi sedang buruk, ditambah kebijakan Google ini bikin kita makin sulit,” imbuh narasumber executive industri startup ini.

Kehadiran Google dan berbagai layanan digitalnya awalnya memberikan angin segar bagi para executive startup. Bahkan di negeri asalnya, dua dekade lalu, Google menjadi ‘darling of Silicon Valley’ yang memberikan harapan dan kesempatan bagi para pengguna internet dan bisnis daring.

Kini, mengutip Departemen Kehakiman AS, Google digambarkan sebagai ‘monopoly gatekeeper’ (penjaga gerbang monopoli) bagi dunia maya dan menjadi perusahaan terkaya di planet bumi dengan nilai pasar mencapai USD1 triliun dan pendapatan melebihi USD160 miliar. 

(FAY)

SHARE