MILENOMIC

Genjot Literasi Keuangan, Danamon (BDMN) Ajak Anak Menabung Sejak Dini

Kunthi Fahmar Sandy 24/07/2023 18:27 WIB

Hanya dengan menabung rutin tiap bulan mulai Rp200.000, rencana pendidikan anak dapat terwujud.

Genjot Literasi Keuangan, Danamon (BDMN) Ajak Anak Menabung Sejak Dini (FOTO:Dok Ist)

IDXChannel - Pendidikan finansial sejak dini sangat penting diterapkan. Hal tersebut juga bagian dari literasi dan inklusi keuangan.

“Mengajarkan basic menabung itu perlu dilakukan sejak dini, dan orang tua harus bisa memfasilitasi serta memberi contoh ke anak. Kesadaran finansial anak itu tidak terjadi dengan sendirinya, jadi orang tua juga harus memberikan contoh menabung,” ujar Liabilities Banking & Services Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Susi Yuliendra dalam siaran pers Senin (24/7/2023).

Lebih jauh, menurut wanita yang kerap disapa Uchi ini, banyak bank sekarang sudah menyediakan produk tabungan yang cocok untuk anak dan remaja yang fitur-fiturnya sesuai dengan kebutuhan mereka.

Danamon sendiri, contohnya, memiliki tabungan Danamon LEBIH Junior untuk anak di bawah 12 tahun, dan Danamon LEBIH Youth untuk remaja usia 12-17 tahun. Keunggulan tabungan seperti ini adalah setoran awal yang ringan, yaitu mulai dari Rp 50.000,-.

"Di Danamon LEBIH Youth, selain menabung, anak juga dapat dilatih mengelola keuangan sendiri melalui aplikasi D-Bank PRO. Anak dapat melakukan pembelian pulsa, pengisian e-wallet, dan jajan menggunakan QRIS Danamon. Di sini anak belajar punya tanggung jawab dalam mengatur keuangannya," imbuh Uchie.

Berbicara tentang mengelola keuangan untuk mempersiapkan masa depan anak, Uchie juga mengetengahkan pentingnya memiliki tabungan khusus untuk persiapan pendidikan. Di Danamon, ada Tabungan Cita2Ku yang merupakan tabungan berjangka dengan setoran rutin setiap bulan dengan suku bunga yang kompetitif dan pilihan jangka waktu yang fleksibel. 

Hanya dengan menabung rutin tiap bulan mulai Rp200.000, rencana pendidikan anak dapat terwujud.

Sementara itu, menurut Alsi Mega Marsha Tengker atau akrab disapa Caca Tengker, menjadi orang tua di zaman serba modern ini tidaklah mudah. Begitu banyak sumber informasi yang didapat oleh anak dari dunia luar, dan orang tua tidak bisa mengatur atau menghalangi 100% informasi yang diserap anak.

Caca juga mengutarakan bahwa sulit untuk memberikan pengertian konsep value of money kepada anaknya, karena hal tersebut merupakan hal yang tidak dapat dipegang atau dilihat secara langsung. Jadi cara terbaik menurut Caca adalah, orang tua harus bisa memberikan contoh bagi anak-anaknya. 

Apabila memang orang tua ingin mengarahkan agar anak tidak boros ketika berbelanja di mall atau ketika “lapar mata” melihat konten di internet, orang tua harus bisa memberikan contoh dengan tidak belanja secara impulsif. Dengan mengenalkan habit finansial kepada anaknya, Caca menegaskan hal ini akan mempengaruhi sifat dan tingkah laku anak-anaknya ketika dewasa kelak.

“Saya percaya dengan memberikan pengetahuan dengan benar, kita bisa membantu anak-anak menjadi mengerti bagaimana untuk mendapatkan sesuatu pasti perlu uang dan tidak bisa terus menerus mengikuti kemauannya, jadi anak lebih bisa bijak dalam mengelola uang, mereka juga jadi bisa ngebedain need vs want,” ungkap Caca Tengker.

Tidak hanya itu, menurut Caca, pada dasarnya anak tidak pernah meminta untuk dilahirkan di dunia. Kita sebagai orang tualah yang memilih untuk memiliki anak. 

Maka, mempersiapkan masa depan anak adalah kewajiban orang tua, baik secara mental maupun secara finansial untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik di masa depan. Itu adalah hak mereka. Kalau tidak dipikirkan dan dipersiapkan dari sekarang, bisa jadi uangnya terpakai untuk hal lain sama orang tuanya.

Bahkan, menurutnya, penting juga melibatkan anak dalam perencanaan keuangan untuk pendidikan mereka jika mereka sudah cukup umur.

“Kita bisa jelaskan seperti apa kebutuhannya kalau mereka ingin sekolah di tempat yang mereka mau. Pastikan orang tua melibatkan anak agar mereka punya andil dan memiliki rasa tanggung jawab atas pilihannya. Contohnya, kalau saya menyediakan beberapa pilihan sekolah, nanti anaknya sendiri yang akan pilih salah satu sekolah tersebut,” tutupnya.

(SAN)

SHARE