Inilah Perbedaan Yuan dan RMB yang Belum Banyak Diketahui
Banyak orang kerap bingung apa perbedaan yuan dan RMB dalam mata uang China. Pasalnya, dua mata uang ini sering dianggap sama.
IDXChannel – Banyak orang kerap bingung apa perbedaan yuan dan RMB dalam mata uang China. Pasalnya, dua mata uang ini sering dianggap sama.
China menggunakan dua nama mata uang, yaitu Yuan dan Renminbi (RMB). Meskipun sering digunakan secara bergantian, keduanya memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya.
Penggunaan dua nama mata uang tersebut pun seringkali menimbulkan pertanyaan apa perbedaan Yuan dan RMB. Agar tidak bingung, simak penjelasan lengkap IDXChannel berikut ini.
Perbedaan Yuan dan RMB
Yuan China (CNY) dan renminbi (RMB) merupakan dua mata uang yang digunakan masyarakat China. Dilansir dari Brookings.edu, yuan mengacu pada nama unit di mana renminbi berdenominasi.
Meski demikian, nama ini juga digunakan untuk mata uang China secara umum. Istilah yuan ini seringkali digunakan sebagai singkatan tidak resmi untuk penyebutan mata uang di pasar.
Secara sederhana, Yuan adalah satuan dari RMB, yakni unit mata uang yang digunakan untuk menyebut nominal atau jumlah uang tertentu. Hal ini mirip dengan penggunaan istilah "dolar" dalam sistem dolar AS (USD).
Sementara itu, renminbi (RMB) adalah nama resmi mata uang China. Dengan demikian, secara internasional mata uang China adalah renminbi (RMB).
Lalu, mengapa mata uang China juga disebut dengan nama yuan? Hal ini lantaran yuan merupakan unit mata uang resmi China yang berarti satuan renminbi adalah yuan. Seperti halnya pound yang merupakan satuan dasar dari Sterling pada mata uang Inggris Raya, yuan pun merupakan satuan dari mata uang renminbi.
Sebagai contoh, ketika Anda berbelanja di China dan melihat harga barang sebesar 20 yuan, maka uang yang Anda bayarkan sejumlah 20 yuan tersebut adalah renminbi.
Sejarah Penggunaan Yuan
Dilansir dari Investopedia, yuan dalam bahasa Mandarin merujuk pada benda bulat atau bundar. Pada mulanya, kata ini digunakan untuk dolar Spanyol perak yang diperkenalkan para pedagang Eropa pada abad ke-17 dan ke-18.
Setelah itu, China pun mulai mencetak koin yuan peraknya sendiri pada tahun 1889. Dinasti Qing dan pemerintah Republik awal pun mulai mengedarkan uang baik uang koin perak maupun uang kertas dengan nama yuan. Dari sanalah, penggunaan nama yuan mulai dilakukan untuk merujuk pada satuan mata uang yang digunakan penduduk China.
Untuk membedakannya dengan mata uang daratan China lainnya, masyarakat China pun lantas menggunakan singkatan CNY yang merujuk pada yuan China modern. Adapun pecahan uang kertasnya terdiri dari 100 yuan, 50 yuan, 20 yuan, 10 yuan, 5 yuan, dan 1 yuan. Satu yuan ini masih bisa dibagi ke dalam pecahan lebih kecil lainnya seperti jiao (sepersepuluh yuan) dan fen (sepersepuluh jiaho).
Sejarah Penggunaan RMB
Renminbi merupakan nama mata uang resmi China. Uang kertas renminbi pertama dikeluarkan selama masa perang saudara di China yakni pada Desember 1948. Partai komunis mendirikan Bank Rakyat Tiongkok dan mengeluarkan uang kertas renminbi tersebut. Mata uang baru ini juga digunakan sebagai bentuk penyatuan ekonomi China yang selanjutnya dibagi ke dalam beberapa mata uang regional.
Mata uang baru ini sekaligus menjadi pembeda antara pemerintah yang baru dan pemerintah sebelumnya yang kebijakannya menyebabkan inflasi tinggi. Selanjutnya, pada tahun 1955, renminbi kembali direvaluasi pada tingkat 10.000 banding satu. Dengan demikian, setiap satu yuan dalam seri baru bisa menggantikan 10.000 yuan seri lama.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan yuan dan RMB sebagai mata uang China yang kerap membingungkan banyak orang. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yuan dan renminbi sama-sama merujuk pada mata uang China. Renminbi adalah nama resmi dari mata uang China, sementara yuan adalah unit mata uang atau satuan mata uang tersebut.