Kaleidoskop 2022: Deretan Perusahaan Teknologi Dunia yang Diguncang PHK Massal
Sektor teknologi menjadi salah satu industri yang mengalami masa suram pada 2022. Ini deretan perusahaan teknologi dunia yang diguncang PHK massal.
IDXChannel – Sektor teknologi menjadi salah satu industri yang mengalami masa suram pada 2022. Bagaimana tidak, sepanjang tahun ini, sektor teknologi mencatatkan banyak kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Sejumlah perusahaan teknologi dunia telah melakukan PHK pada lebih dari 100 ribu karyawannya sepanjang 2022. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah dalam beberapa waktu ke depan.
"Sebanyak 836 perusahaan teknologi telah merumahkan 134.739 karyawan mereka di 2022," tulis laporan Layoffs.fyi, seperti dikutip dari Sindonews, belum lama ini.
Kasus PHK marak terjadi di sejumlah perusahaan raksasa teknologi yang mungkin terlihat baik-baik saja. Tetapi faktanya terguncang kondisi ketidakpastian ekonomi dunia.
Penasaran perusahaan teknologi di luar negeri mana saja yang sudah PHK karyawannya pada periode tahun ini, berikut rangkumannya, Minggu (18/12/2022):
1. Better.com - Maret
Pemberi pinjaman hipotek online, Better.com melakukan pengurangan tenaga kerja sekira 3.000 karyawan pada Maret 2022. "Kami harus mengambil langkah sulit untuk merampingkan operasi kami lebih jauh dan mengurangi tenaga kerja di AS dan India secara substansial," kata Presiden Sementara, Kevin Ryan dalam sebuah surat kepada karyawan, mengutip Cnet.
2. Robinhood – April dan Agustus
Pada akhir April, CEO Robinhood, Vlad Tenev mengatakan, perusahaan memecat sekira 9% pekerjanya setelah periode pertumbuhan yang pesat pada 2020 dan 2021.
Dan pemecatan itu hanya awal dari sesuatu yang lebih besar. Pada awal Agustus, Tenev mengumumkan bahwa platform perdagangan keuangan online itu kembali melakukan pemecatan sebesar 23% dari total pekerja.
Hal ini dilakukan setelah Departemen Keuangan Negara Bagian New York memberlakukan denda terhadap divisi cryptocurrency perusahaan karena adanya pelanggaran anti pencucian uang, keamanan cyber, dan perlindungan terhadap konsumen.
3. Carvana – Mei
Perusahaan mobil bekas online, Carvana memberhentikan 12% atau 2.500 karyawannya pada Mei 2022. Sebagian dari mereka bekerja di bagian operasional. “Mengucapkan selamat tinggal kepada tim manapun bukanlah keputusan yang kami anggap enteng. Kami percaya keputusan ini, meski sangat sulit akan membuat Carvana memulihkan keseimbangan yang lebih baik untuk operasi kami, membuat perusahaan kembali tumbuh efisien,” kata Juru Bicara Carvana kepada Engadget.
4. Netflix – Mei dan Juni
Pada Mei 2022, layanan streaming film populer ini tak selamanya meraup keuntungan. Baru-baru ini, Netflix juga mengalami penurunan laba yang memicu perusahaan memecat 150 pekerja atau sekitar 1,3% dari total pekerja yang dimiliki.
Setelah pemecatan dilakukan, kondisi semakin memburuk. Sebulan setelah pemecatan pertama, Netflix kembali memutuskan untuk memecat 300 pekerjanya atau sekitar 4% dari total pekerja menjelang akhir Juni, berdasarkan informasi yang dihimpun dari Guardian.
5. Klarna – Mei
Perusahaan rintisan pinjaman online, Klarna memangkas 750 karyawannya pada Mei 2022. Ini setara dengan 10% dari total pekerja. Pendiri Klarna, Sebastian Siemiatkowski mengatakan, pengumuman PHK menjadi yang paling sulit hingga saat ini. Sebab, kondisi global sekarang sangat berbeda dari kondisi saat perusahaan membuat rencana 2022 pada 2021.
6. Tesla – Juni
Perusahaan teknologi yang fokus pada mobil listrik, Tesla melakukan PHK terhadap 229 karyawannya pada Juni 2022. Selain itu, CEO Elon Musk juga memangkas 10 persen gaji pegawainya yang masih bekerja.
7. Coinbase – Juni
Perusahaan Coinbase merupakan perusahaan crypto yang sedang mengalami masalah lantaran runtuhnya crptocurrency. Walaupun Coinbase tidak bangkrut seperti perusahaan crypto lainnya, Coinbase memutuskan untuk melakukan PHK kepada pekerjanya.
Pada Juni, perusahaan memecat 1.100 pekerja atau setara dengan 18% dari total pekerjanya. Coinbase mengatakan, tingginya resesi yag menyebabkan pemecatan ini terjadi.
8. Shopify – Juli
Pada akhir Juli, CEO Shopify, Tobi Lutke, mengumumkan telah memberhentikan 1.000 karyawan atau setara 10% karyawan globalnya. Itu karena perusahaan sedang dilanda penurunan tajam. Harga saham platform e-commerce tersebut turun 78 persen sepanjang 2022. Karyawan yang kena PHK menerima pesangon.
9. Microsoft - Juli
Perusahaan teknologi raksasa, Microsoft melakukan PHK kurang dari 1% dari 180 ribu tenaga kerja. Microsoft mengatakan kepada Bloomberg, “Hari ini kami mengalami sejumlah kecil eliminasi peran. Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi prioritas bisnis kami secara teratur, dan membuat penyesuaian structural,” terangnya.
10. TikTok - Juli
Platform media sosial Tiktok melakukan PHK pada Juli 2022. Perusahaan telah memberhentikan sekira 100 karyawan. Sebagai respons atas masalah yang dihadapi, TikTok memutuskan untuk menunda ekspansi bisnisnya.
Dalam sebuah pernyataan kepada Wired, juru bicara TikTok menyatakan perusahaan sedang mengubah fokus atau arah perusahaan, namun membantah pemecatan sebagai upaya restrukturisasi.
11. Oracle – Agustus
Oracle dilaporkan memberhentikan karyawannya di Amerika Serikat (AS). Bloomberg mengatakan, perusahaan ini sudah menghilangkan pekerjaan di divisi pengalaman pelanggan AS. Akan tetapi, tidak diketahui jumlah PHK yang sebenarnya di Oracle. Namun diperkirakan ratusan orang, bahkan berpotensi ribuan secara global.
12. HBO Max - Agustus
Layanan streaming HBO Max dilaporkan PHK sekira 14% atau sekira 70 karyawannya. Terutama di departemen realitas, casting, dan akuisisi. Persaingan pada layanan hiburan ini memang sangat kompetitif, seperti Netflix yang juga PHK 300 pekerja pada Juni di tengah penurunan jumlah pelanggan
13. Apple – Agustus
Apple telah memberhentikan sekira 100 karyawan kontrak pada Agustus 2022. Ini dilakukan sebagai upaya untuk memperlambat perekrutan dan pengeluaran. PHK merupakan bagian dari perubahan kebutuhan bisnis Apple. Karyawan kontrak yang kena PHK akan menerima tunjangan dan pembayaran pesangon.
"Kami melihat inflasi dalam struktur biaya kami. Kami melihatnya dalam hal-hal seperti logistik dan upah serta komponen silikon tertentu. Dan kami masih merekrut, tetapi kami melakukannya dengan sengaja," CEO Apple Tim Cook mengutip Business Insider.
14. Snap – Agustus
Snap, perusahaan induk Snapchat melakukan PHK 20% dari 6.400 lebih karyawannya pada Agustus 2022. PHK ini dilakukan kepada tim di divisi perangkat keras, aplikasi pemetaan social Zenly, dan divisi yang membantu pengembang dalam pembuatan aplikasi dan mini game Snapchat.
15. Erricson – September
CEO Erricson, Borje Ekholm mengumumkan PHK atas 400 karyawannya di Rusia pada bulan kesembilan 2022. Ini dilakukan sebagai bagian dari rencana perusahaan teknologi tersebut untuk menutup operasinya di Negeri Beruang Merah.
“Kami telah menjelaskan proses penutupan yang tertib kepada mereka dan mereka sekarang meninggalkan perusahaan secara bertahap,” katanya.
16. Spotify – Oktober
Perusahaan dengan layanan music digital, podcast, dan video, Spotify menutup 11 podcast eksklusifnya, sehingga mengakibatkan PHK 5% karyawan perusahaan pada Oktober lalu. Spotify juga menugaskan kembali beberapa staf untuk ke podcast lainnya.
17. Intel – Oktober
Perusahaan teknologi asal AS, Intel resmi mengumumkan PHK karyawan pada akhir Oktober 2022. Langkah ini dilakukan demi memangkas biaya operasional perusahaan. CEO Intel, Pat Gelsinger menuturkan, perusahaan akan memotong biaya hingga USD3 miliar atau sekira Rp46,5 triliun pada 2023. Dan ini termasuk juga biaya untuk gaji karyawan. Sayangnya, tak dirinci berapa jumlah karyawan Intel yang kena PHK. Namun potensinya diperkirakan cukup besar.
18. Amazon – November
Amazon memulai proses pemutusan hubungan kerja karyawannya di seluruh perusahaan pada November ini. Manajer telah mulai memberi tahu karyawan bahwa mereka memiliki waktu dua bulan untuk menemukan peran lain di dalam perusahaan atau menerima pesangon, menurut laporan.
Banyak karyawan telah mengakui melalui layanan, seperti LinkedIn bahwa mereka terpengaruh oleh langkah tersebut. Perusahaan kabarnya memberhentikan 10.000 karyawan atau sekira 3 persen dari tenaga kerja perusahaannya.
Angka tersebut akan menandai pengurangan tenaga kerja terbesar yang pernah dilakukan oleh raksasa e-commerce dan komputasi awan dalam hampir 30 tahun sejarahnya. Amazon kemudian mengatakan, akan ada lebih banyak pengurangan karyawan hingga 2023. "Keputusan tersebut akan dibagikan kepada karyawan dan organisasi yang terkena dampak pada awal 2023", kata Andy Jassy, CEO Amazon.
19. Meta – November
Di November, CEO Meta, Mark Zuckerberg mengumumkan PHK lebih dari 11 ribu karyawan atau 13%. Pasalnya, induk Facebook menggandakan taruhan metaverse berisikonya di tengah pasar iklan yang runtuh dan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. PHK massal ini adalah yang terbesar tahun ini dan yang pertama dalam sejarah 18 tahun Meta.
"Perdagangan online tidak hanya kembali ke tren sebelumnya, tetapi penurunan ekonomi makro, peningkatan persaingan, dan hilangnya sinyal iklan telah menyebabkan pendapatan kami jauh lebih rendah dari yang saya harapkan," kata CEO Meta, Mark Zuckerberg dalam sebuah pesan kepada karyawan dilansir melalui CNA.
20. Sea Ltd – November
Sea Ltd. Telah memangkas sekira 7.000 karyawan atau 10 persen dari tenaga kerjanya dalam 6 bulan terakhir. PHK ini dilakukan karena raksasa game dan ritel online ini ingin menekan kerugian yang membengkak dan merebut kembali investor.
Di antara pengurangan tersebut, sekira 100 karyawan Shopee kena PHK. PHK tersebut merupakan bagian dari beberapa gelombang PHK yang sudah dilakukan sejak Juni, dikutip dari Bloomberg.
21. Twitter – November
Elon Musk, pemilik baru Twitter angkat bicara terkait keputusan yang diambilnya untuk merumahkan 3.700 karyawannya pada bulan kesebelas ini. Musk mengaku tidak punya pilihan lain selain merumahkan 50 persen pegawainya tersebut. Dalam sebuah Tweet, Musk mengatakan "mengenai pengurangan kekuatan Twitter, sayangnya tidak ada pilihan ketika perusahaan kehilangan lebih dari USD4 juta per hari."
22. HP Inc – November
Mengutip Reuters, HP Inc memangkas hingga 6.000 pekerjaan pada akhir 2025, atau sekitar 12% dari tenaga kerja globalnya, pada November ini. Kondisi tersebut didukung oleh penjualan komputer pribadi dan laptop yang merosot karena konsumen diproyeksi akan semakin memperketat anggaran. “Banyak dari tantangan baru-baru ini yang kami lihat di tahun fiskal 2022 dan kemungkinan akan berlanjut ke tahun fiskal 2023," kata CFO HP Inc, Marie Myers.
23. Lyft – November
Lyft, perusahaan berbagi tumpangan online (ride-hailing) memutuskan PHK sebanyak 13% atau hampir 700 karyawan pada November 2022. Pengurangan ini dilakukan di tengah kekhawatiran peningkatan inflasi dan resesi yang membayangi.
Salah satu pendiri Lyft Logan Green dan John Zimmer mengatakan, PHK akan berdampak pada setiap bagian perusahaan dan menunjuk pada tantangan ekonomi makro yang lebih luas dan menyebabkan pemangkasan.
“Kami tahu hari ini akan sulit. Kami menghadapi kemungkinan resesi di tahun depan dan biaya asuransi rideshare akan naik,” tutur para pendiri dalam memo yang dibagikan ke CNN.
24. Stripe – November
Perusahaan fintech raksasa, Stripe mengumumkan PHK 14% atau sekira 1.100 karyawannya pada bulan kesebelas ini. “Kami menghadapi inflasi yang meningkat, guncangan energi, kenaikan suku bunga, pengurangan anggaran investasi, dan pendanaan awal yang lebih sedikit,” ujar CEO Stripe, Patrick Collison.
25. Redfin – November
Broker real estate online, Redfin memberhentikan 862 karyawan atau sekira 13% dari total karyawannya. Kenaikan suku bunga The Fed yang agresif membuat suku bunga hipotek sempat melonjak ke level tertinggi selama 20 tahun. AS juga mengalami perlambatan ekonomi, sehingga berpengaruh pada penjualan dan konstruksi rumah.
26. OYO – Desember
Aggregator hotel asal India, OYO Hotels and Homes Pvt Ltd. melakukan pemangkasan kepada 600 pegawainya di awal Desember 2022. Pegawai yang terkena PHK berasal dari departemen teknologi perusahaan di India.
"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa, sebagian karyawan yang terkena PHK akan kembali mendapatkan pekerjaan yang lebih baik," kata CEO OYO, Ritesh Agarwal, dikutip dari Reuters.
(FAY)