MILENOMIC

Membedakan Orang yang Merasa Kaya atau Beneran Kaya, Ini Ciri-cirinya

Kurnia Nadya 11/10/2024 17:09 WIB

Orang-orang yang gemar pamer kekayaan justru akan dianggap berlagak atau pura-pura kaya saja, karena dianggap masih memiliki hasrat untuk divalidasi.

Membedakan Orang yang Merasa Kaya atau Beneran Kaya, Ini Ciri-cirinya. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Bagaimana cara membedakan orang yang merasa kaya atau beneran kaya? Orang yang pura-pura kaya terkadang dianggap betulan kaya oleh masyarakat awam karena harta yang melekat pada dirinya. 

Topik terkait ‘pura-pura kaya’ dan ‘betulan kaya’ ini kerap menjadi perbincangan netizen, seiring meningkatkan kebiasaan individu untuk memamerkan gaya hidupnya secara publik di platform media sosial. 

Namun demikian, tidak sedikit pula masyarakat yang dapat membedakan mana orang yang pura-pura kaya dengan orang yang betulan kaya. Salah satu indikator utama yang sering digunakan adalah kebiasaan flexing atau pamer. 

Rupanya, netizen mengerti bahwa orang-orang yang sangat kaya raya, betulan kaya raya, atau disebut crazy rich, cenderung malas dan enggan memamerkan kekayaannya secara publik di platform media sosial. 

Orang-orang yang gemar pamer kekayaan justru akan dianggap berlagak atau pura-pura kaya saja, karena dianggap masih memiliki hasrat untuk divalidasi dan dipandang ‘berada’ oleh orang lain. 

Sementara orang yang betulan kaya tidak memerlukan validasi dari orang lain, tidak juga memedulikan bagaimana pandangan orang lain terhadap status ekonominya. Karena sejak kecil mereka telah terbiasa dengan kemewahan dan kemudahan finansial. 

Sekolah bergengsi, rumah yang nyaman, kendaraan pribadi yang selalu ada dan berganti, uang jajan yang tidak pernah kurang, pakaian yang mahal dan awet, gadget yang selalu ada, sudah menjadi kenormalan sejak kecil bagi orang-orang yang betulan kaya. 

Sehingga mereka tidak merasa perlu untuk pamer, karena beragam bentuk kemewahan itu adalah hal biasa bagi mereka, dan bukan merupakan sesuatu yang istimewa ataupun luar biasa untuk dipamerkan. 

Satu lagi karakteristik orang betulan kaya yang disepakati secara kolektif oleh netizen adalah kecenderungan untuk tidak ‘napak tanah’, alias terlepas dari kenyataan hidup karena terlalu lama tinggal di ‘istana.’ 

Terkadang orang-orang yang betulan kaya ini melontarkan ucapan yang bernada tone deaf, atau nirempati. Terkadang pula, ujaran nirempati ini bukan diniatkan sebagai hinaan, namun murni karena tidak tahu bagaimana kehidupan masyarakat menengah bawah. 

Sehingga mereka tidak menyadari kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi antara kelas atas dan kelas menengah bawah. 

Merangkum Sikapi Uangmu OJK (11/10), berikut ini adalah beberapa perbedaan antara orang yang pura-pura kaya dengan orang yang betulan kaya: 

Cara Membedakan Orang yang Merasa Kaya atau Beneran Kaya

1. Tidak Suka Flexing 

Orang yang betulan kaya tidak suka flexing. Seperti ulasan di atas, mereka telah terbiasa dengan kemewahan sejak kecil, sehingga fasilitas dan barang semahal apa pun terasa normal bagi mereka. 

Sebaliknya, orang yang pura-pura kaya justru suka pamer dan haus validasi. Contoh yang belakangan sering diperbincangkan adalah gaya hidup istri dan anak-anak koruptor yang suka bermewah-mewah lalu mengunggahnya di media sosial. 

Atau gaya hidup pelaku kejahatan investasi bodong yang gemar mengoleksi mobil-mobil mahal dan memamerkan kemewahan di akun media sosialnya. Tujuannya agar orang mengira dia betulan sukses dan kaya raya. Padahal tidak. 

Stereotype gaya pakaian nasabah prioritas BCA adalah salah satu contohnya. Netizen menganggap nasabah prioritas BCA biasanya berpenampilan kelewat sederhana, padahal saldo tabungannya bisa miliaran rupiah. 

2. Aneka Sumber Pemasukan 

Orang yang betulan kaya umumnya memiliki banyak sumber pemasukan. Konglomerat adalah contoh nyatanya, mereka bisa memiliki puluhan anak usaha di bawah bendera perusahaannya. 

Orang yang betulan kaya memiliki tingkat pendidikan yang bagus, karena mereka memiliki kesempatan untuk mengejar pendidikan tanpa perlu dipusingkan dengan keterbatasan biaya. Mereka juga memiliki relasi yang bagus. 

Sehingga mereka memiliki peluang tinggi untuk mendapatkan sumber penghasilan lebih dari satu tempat. Kalaupun salah satu bisnis yang dilakoni gagal, mereka tetap dapat hidup nyaman dan berpeluang untuk memulai bisnis baru. 

3. Menabung dan Mengelola Aset 

Orang-orang kaya yang memiliki uang sangat banyak, biasanya mengerti cara mengelolanya agar keuntungannya bertambah. Sebaliknya, orang yang pura-pura kaya justru boros dan konsumtif. 

Warren Buffet adalah contohnya. Meskipun perusahaan investasinya memiliki banyak saham di Apple, Buffet justru baru mulai memakai iPhone pada 2020, dan ponsel itu hanya digunakan untuk keperluan telepon. 

Tawaran CEO Apple Tim Cook untuk menyediakan gadget tercanggih dan mengajarinya cara memakai gadget canggih pun ditolak. Buffet bertahun-tahun menggunakan handphone lipat. 

4. Quiet Luxury/Kemewahan Halus

Quiet luxury adalah tingkatan teratas pada jajaran brand yang dikonsumsi konsumen. Barang-barang ini berharga sangat mahal, mengesankan ekslusivitas, namun tampilannya justru sangat sederhana. 

Sudah pasti, barang-barang ini hanya dapat dibeli oleh orang-orang yang betulan kaya. Sebaliknya, orang-orang yang pura-pura kaya masih mementingkan brand sebagai status sosial. 

Oleh sebab itu, barang-barang fashion yang kerap dibeli adalah produk dengan logo brand yang mencolok dan tampak ‘ramai’. Berbeda dengan barang quiet luxury yang justru tidak menampilkan logo sama sekali. 

5. Investasi 

Orang-orang yang betulan kaya bahkan memiliki passive income. Mereka senang berinvestasi dan cenderung kurang tertarik dengan keuntungan jangka pendek. Umumnya mereka telah dibekali dengan ilmu tentang pengelolaan keuangan dan investasi. 

Dengan uang yang begitu banyak, mereka perlu mengelolanya agar aset tersebut tidak menganggur begitu saja. Mereka akan terus memutar otak agar asetnya terjaga, bahkan terus bertumbuh. 

Perbedaan-perbedaan cara menyikapi dan mengelola uang antara orang yang betulan kaya dan orang yang pura-pura kaya ini bisa berasal dari perbedaan latar belakang. Orang kaya yang berasal dari keluarga old money, atau orang kaya lama, telah hidup dengan kebebasan finansial sejak kecil. 

Sehingga literasi keuangan dan pengelolaan keuangannya berbeda dengan orang-orang kaya baru (OKB), yang baru menikmati kekayaan pada hidupnya setelah sukses berbisnis atau bekerja. 

Atau orang-orang yang sebenarnya tidak kaya, namun berpura-pura kaya demi gengsi dan validasi. Jelas tidak memiliki literasi keuangan dan cara pengelolaan uang yang sama dengan orang-orang yang sudah kaya raya sejak lahir. 

Itulah ulasan singkat tentang cara membedakan orang yang merasa kaya atau beneran kaya. 

(Nadya Kurnia)

SHARE