IDXChannel - Istilah Fear of Missing Out (FOMO) pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan asal Inggris, Dr. Andrew K Przybylski. Przybylski dkk (2013) mendefinisikan Fear of Missing Out sebagai ketakutan yang dirasakan individu ketika individu tersebut tidak mengetahui pengalaman atau kegiatan orang lain yang menarik.
Przybylski menggambarkan Fear of Missing Out (FOMO) terbentuk karena rendahnya kepuasan dalam kebutuhan dasar psikologis dari competence, autonomy dan relatedness. Lalu, apa hubungan FOMO dengan kesalahan finansial?
Dengan menerapkan gaya hidup yang didasarkan pada sindrom FOMO, dapat mendorong Anda mengambil keputusan keuangan dan keputusan investasi yang buruk. Pada akhirnya secara keseluruhan dapat berdampak pada neraca keuangan Anda.
Kerap kali FOMO memicu rasa cemas dan khawatir yang mendorong kita untuk terus bersaing dengan orang lain. Sindrom FOMO bahkan bisa membuat seseorang rela berhutang atau mengambil pinjaman untuk sesuatu yang tidak terlalu penting. Terus menerus terjebak dalam kondisi FOMO tentu dapat membahayakan kondisi finansial Anda
Berikut tiga dampak negatif dari sindrom FOMO bagi kondisi finansial Anda:
1. Gaya hidup konsumtif
Perasaan cemas dan khawatir sehingga ingin selalu bersaing dengan orang lain di sekitar Anda akan menguras dompet Anda dalam jumlah yang seringkali tidak sedikit.