Motif Ekonomi yang Paling Tinggi Nilainya, Definisi dan Jenis Motivasi Bisnis
Setiap pelaku usaha memiliki motif ekonomi yang berbeda dan menempatkan prioritas nilai yang berbeda pula pada tiap motivasinya.
IDXChannel—Apa motif ekonomi yang paling tinggi nilainya? Motif ekonomi adalah alasan yang mendorong individu maupun kelompok untuk melakukan kegiatan ekonomi, atau kegiatan yang menghasilkan perputaran uang.
Dalam bahasa Indonesia, motif diartikan sebagai alasan yang membuat seseorang melakukan sesuatu. Oleh sebab itu kita mengenal kata ‘motivasi’, yang berarti dorongan yang muncul dalam diri—disadari atau tidak—untuk melakukan sesuatu.
Dalam kegiatan ekonomi, berlaku konsep serupa, bahwa seorang pelaku usaha memiliki maksud dan tujuan tertentu yang melatarbelakangi keinginannya untuk menjalankan usaha. Motif yang paling umum tentu saja ingin memperoleh pendapatan.
Motif ekonomi seorang pedagang toko serba ada adalah mendapatkan pendapatan dan keuntungan untuk mempertahankan atau meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya. Pada kegiatan ekonomi skala besar, motif di belakangnya tentu akan lebih bervariasi.
Motif Ekonomi Menurut Para Ahli
Ahli ekonomi mendefinisikan motif ekonomi dengan sudut pandang yang berbeda. Melansir Gramedia (30/8), Schiffman dan Kanuk mendeskripsikan motivasi sebagai tekanan yang mendorong individu yang membuatnya melakukan sesuatu.
Tekanan yang menggerakkan individu itu adalah ketegangan yang timbul karena kebutuhan yang tidak terpenuhi. Dengan motivasi inilah, seseorang akhirnya melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhannya.
Sementara Robbins beranggapan motivasi adalah proses yang bertanggung jawab atas intensitas, arahan, dan persistensi seseorang saat berupaya menggapai tujuannya. Motivasi diartikan sebagai proses yang membuat seseorang bergerak mencapai goal.
Dari sumbernya, ada dua jenis motif dalam ekonomi, yakni motif ekstrinsik dan motif intrinsik. Motif ekstrinsik datang dari luar, berasal dari pengaruh lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. Kompetitor, mitra, konsumen, dan sebagainya.
Sementara motif intrinsik datang dari diri sendiri. Contohnya, alasan berbisnis untuk memenuhi kebutuhan keluarga, atau untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan keluarganya.
Macam-Macam Motif Ekonomi
Ada beragam macam motif ekonomi yang menggerakkan seorang pelaku usaha melakukan kegiatan bisnis. Beberapa pelaku usaha tak lagi menjadikan pemenuhan kebutuhan sebagai motivasi utamanya untuk berbisnis.
Jadi, setiap pelaku usaha memiliki motif ekonomi yang berbeda dan menempatkan prioritas nilai yang berbeda pula pada tiap motivasinya. Bagi pelaku usaha perseroangan misalnya, memperoleh pendapatan adalah motif ekonomi yang nilainya paling tinggi.
Sementara bagi pebisnis ulung yang telah melakukan usaha berpuluh-puluh tahun dan perusahaan sudah berskala besar, mendapatkan keuntungan dan ekspansi adalah motif ekonomi yang nilainya paling tinggi.
Karena keuntungan yang terus bertumbuh dapat mempertahankan kelangsungan bisnisnya di masa kini hingga masa mendatang. Ada pula pebisnis yang menargetkan penguasaan pangsa pasar, maka inilah yang menjadi motif ekonomi bernilai paling tinggi saat itu.
Melansir Sampoerna Academy (30/8), dilihat dari sisi pelaksana bisnis, berikut ini adalah beberapa macam motif ekonomi:
Motif Individu
- Motif memenuhi kebutuhan
- Motif meningkatkan kesejahteraan
- Motif memperoleh keuntungan
- Motif memperoleh penghargaan
- Motif memperoleh kekuasaan
- Motif sosial
Motif Organisasi (level perusahaan)
- Motif memproduksi barang
- Motif mencari keuntungan
- Motif menjaga kontinuitas
Bagi perusahaan, motif mencari keuntungan adalah motif ekonomi yang paling tinggi nilainya. Karena dari keuntungan itu perusahaan dapat melangsungkan dan melanjutkan kegiatan ekonominya terus menerus.
Itulah penjelasan singkat tentang motif ekonomi yang paling tinggi nilainya.
(Nadya Kurnia)