MILENOMIC

Perbedaan Atur Gaji Sebelum dan Sesudah Menikah, Menurut Financial Planner

Shelma Rachmahyanti 18/10/2021 14:35 WIB

Sebagai pasangan baru, terutama yang masih berusia muda, mengalami masalah keuangan di awal pernikahan merupakan hal yang sering dialami.

Mengatur keuangan bagi pasangan muda yang baru menikah memang tidak mudah (Ilustrasi)

IDXChannel – Mengelola keuangan pribadi merupakan hal yang biasa dilakukan setiap orang. Namun, ketika seseorang memutuskan untuk menikah, tentu cara mengelola keuangannya pun akan berbeda. 

Sebagai pasangan baru, terutama yang masih berusia muda, mengalami masalah keuangan di awal pernikahan merupakan hal yang sering dialami. Terutama, dalam menggabungkan dua kehidupan individu menjadi satu rumah tangga dan satu misi untuk masa depan.

“Saat masih single: “Mba, aku siy bisa banget invest 50% gaji, palingan cuma kepake buat beli work outfit, makanan gitu”. Saat sudah married: “Mba, gaji udah naik 5x lipat. Tapiiii napa popok anak mahal banget ya? Belum lagi segala mpasi enta entu, trus cicilan rumah, trus buat sekolah baby gemess gitu. Mau buat pampering aja jatah makin berkurang,” tulis perencana keuangan dan CEO Zap Finance, Prita Hapsari Ghozie di akun Instagram pribadinya @pritaghozie, Senin (18/10/2021).

Prita mengatakan, sulitnya mengatur keuangan cukup dirasakan sebagian orang. Terlebih saat Anda berusia 30 – 40 tahunan dan memiliki banyak anak. Oleh sebab itu, Anda harus bisa mengatur gaji yang diterima.

“Tenang, kamu ga sendirian. Jangan kaget saat usia 30-40an, apalagi saat anak 1, 2, atau 3, kok pengeluaran jadi ga terkendali. Kuncinya adalah di cara spending Gajian,” kata dia.

Walaupun terbilang sulit untuk mengatur keuangan bersama, tapi hal tersebut bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Berikut beda mengatur gaji sebelum dan sesudah menikah ala Prita:

1. Sebelum Menikah:

- Zakat dan sedekah

- Living 30%

- Saving 50%

- Playing 20%

2. Sesudah Menikah:

- Zakat dan sedekah

- Living 50%

- Saving 30%

- Playing 10% – 20%

“Dan jika gajian alone ga cukup, maka selalu ada option untuk dua-duanya kerja, dagang, side-hustle, dan lainnya. Self-reward is good, but family priorities comes first,” tandasnya. (NDA) 

SHARE