Perusahaan Ini Guyur Bonus ke Karyawan yang Lari 50 Km Setiap Bulan
Bonus yang diberikan juga tergolong sangat menarik. Mereka yang berhasil lari 50 kilometer tiap bulan akan mendapat bonus gaji penuh selama satu bulan.
IDXChannel - Sebuah perusahaan di China, Dongpo Paper, menerapkan kebijakan unik tentang bonus buat karyawan. Alih-alih memberikan bonus berdasarkan performa kerja, Dongpo Paper justru memberikan bonus buat karyawan yang berhasil melakukan olahraga lari sejauh 50 kilometer setiap bulannya.
"Perusahaan akan lebih lama beroperasi jika karyawannya sehat," ucap pemilik Dongpo Paper Lin Zhiyong dilansir dari laman Asia One, Rabu (10/1/2024).
Bonus yang diberikan juga tergolong sangat menarik. Mereka yang berhasil lari 50 kilometer tiap bulan akan mendapat bonus gaji penuh selama satu bulan. Namun, yang tidak berhasil menyelesaikan misi tidak perlu bersedih.
Lin Zhiyong mengatakan setiap performa karyawan dalam berolahraga akan mendapatkan apresiasi. Karyawan yang berhasil berolahraga lari 40 kilometer tiap bulan akan mendapatkan bonus 60 persen dari gaji sebulan.
Begitu juga yang cuma bisa berolahraga lari sejauh 30 kilometer per bulan. Mereka tetap akan mendapatkan bonus 30 persen dari gaji per bulan.
Kebijakan itu sendiri sudah diterapkan beberapa bulan belakangan ini. Lin Zhiyong malah menceritakan bahwa karyawannya justru sangat termotivasi dengan kebijakan tersebut.
Seluruh karyawan mereka jadi semakin sering berolahraga. Pada November 2023 manajer bisnis perusahaan Dongpo Paper, Zhou Jian, menduduki peringkat pertama setelah mampu berlari sejauh 89 kilometer.
Hanya saja kebijakan tersebut justru ditanggapi berbeda di dunia maya. Banyak warganet yang menyebutkan kebijakan tersebut memiliki kelemahan.
“Niat kebijakan perusahaan itu baik tapi harus mempertimbangkan kondisi atau masalah kesehatan apa pun yang ada di kalangan karyawannya,” komentar seorang warganet.
Ada juga yang mengkritik bahwa masalah kesehatan justru adalah tanggung jawab dari perusahaan. Kesehatan menurut mereka bukan jadi alat tawar-menawar untuk menjaga performa perusahaan.
"Bonus olahraga itu harusnya diberikan langsungg bukan jadi alat tawar-menawar," kritik mereka.
(YNA)