Surat Perjanjian Utang: Manfaat, Contoh, dan Informasi Penting yang Harus Tercantum
Surat perjanjian utang dapat menjadi bukti saat terjadi sengketa di masa mendatang.
IDXChannel—Artikel ini akan mengulas tentang surat perjanjian utang berikut contoh penulisannya. Surat perjanjian utang dibuat untuk memperkuat proses utang piutang, sehingga jika terjadi sengketa, peminjam mengantongi bukti.
Proses pinjam meminjam biasanya dilakukan secara lisan. Umumnya cara ini dipraktekkan antar teman atau anggota keluarga. Namun dengan risiko, yakni uang tidak dikembalikan sesuai kesepakatan awal.
Keberadaan surat perjanjian utang bermanfaat untuk ketenangan dan kesepakatan yang mengikat bagi semua pihak yang terlibat. Apalagi surat perjanjian dengan materai dapat dijadikan bukti jika terjadi sengketa dan harus diselesaikan lewat jalur hukum.
Terlebih jika jumlah uang yang dipinjamkan cukup besar, kedua belah pihak dianjurkan untuk membuat surat perjanjian utang dengan materai. Pemberi pinjaman setidaknya akan memiliki jaminan bahwa utang akan dibayarkan sesuai kesepakatan yang disetujui juga oleh peminjam
Apa saja yang harus tercantum dalam surat perjanjian utang? Bagaimana contohnya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Contoh Surat Perjanjian Utang
Dilansir dari Jurnal.id (13/7), berikut ini adalah informasi yang harus ada dan tercantum dalam surat perjanjian utang.
- Data diri kedua belah pihak, berisikan nomor KTP, alamat, dan data penting lainnya
- Jumlah pinjaman yang disepakati kedua belah pihak, ditulis dalam bentuk angka dan huruf
- Tujuan pinjaman, memastikan kedua belah pihak mendapatkan informasi yang sama
- Mekanisme dan jangka waktu pembayaran, mekanimes pembayaran apakah mencicil ataukah tunai, berikut tanggal jatuh tempo
- Jaminan pinjaman jika kedua belah pihak menyepakatinya
- Kompensasi pinjaman, bisa berbentuk bunga pinjaman
- Penyelesaian perselisihan, jika terjadi sengketa saat pinjaman masih berlangsung, dijelaskan dengan rinci dan harus disepakati bersama
Jika Anda sudah memahami data penting yang harus tercantum, inilah contoh surat perjanjian utang yang bisa Anda buat.
SURAT PERJANJIAN UTANG PIUTANG
Kami yang bertanda tangan di bawah ini;
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Selaku yang memberi pinjaman, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Selaku yang meminjam, selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Bahwa pihak kedua bermaksud hendak meminjam sejumlah uang dari pihak pertama, sebesar.
Selanjutnya kedua pihak telah bersepakat dan bermufakat untuk mengadakan perjanjian hutang piutang mengenai uang yang dimaksud diatas, yang diatur serta dengan memakai ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini:
Pasal 1
Besaran nilai hutang piutang
(1) Nilai perjanjian hutang piutang yang disepakati oleh kedua pihak adalah uang sebesar …… ( ….. ).
(2) Uang termaksud di ayat 1 pasal 1 diserahkan pihak pertama kepada pihak kedua setelah sebelumnya dilakukan penandatanganan kwitansi tanda terima bermaterai senilai Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) yang disiapkan oleh pihak kedua.
(3) Setelah kegiatan tersebut di ayat 2 pasal 1, maka pihak pertama dan pihak kedua menandatangani surat perjanjian hutang piutang yang dibuat rangkap dua bermaterai senilai Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) yang disiapkan oleh pihak kedua di mana masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak.
Pasal 2
Jangka waktu pelunasan
(1) Hutang piutang ini berlaku untuk waktu …. ( …. ) bulan, terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan .......................................
(2) Apabila dalam jangka waktu tersebut pihak kedua belum dapat mengembalikan seluruh pinjaman kepada pihak pertama, maka pihak pertama dapat memberikan
toleransi pembayaran maksimal 3 (tiga) bulan dari tanggal terakhir yang tercantum dalam ayat 1 pasal 2 dengan mempertimbangkan kondisi pihak kedua.
Pasal 3
Cara pembayaran
(1) Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat bahwa pembayaran pinjaman Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dilakukan dengan cara angsuran sebanyak ……. ( ….. ) per bulan.
(2) Pihak Pertama dan Pihak Kedua juga telah sepakat bahwa untuk memudahkan kedua belah pihak maka pembayaran dilakukan melalui mekanisme transfer ke rekening BCA dengan nomor ..................... atas nama Pihak Pertama.
(3) Terkait dengan kegiatan ayat 2 pasal 3, untuk setiap kali pihak kedua mentransfer angsuran ke nomor rekening dimaksud maka harus mengumpulkan struk/ bukti transfernya sebagai bukti pembayaran yang sah. Kumpulan bukti transfer ini dikopi dan hasil kopinya diserahkan kepada pihak pertama pada saat akhir pelunasan hutang untuk ditandatangani dan/atau distempel lunas oleh pihak pertama. Sedangkan yang asli disimpan oleh pihak kedua.
Demikian perjanjian ini dibuat untuk digunakan sebagai mana mestinya.
……. , ………
(Nama jelas kedua belah pihak dan tanda tangan)
Demikianlah contoh surat perjanjian utang berikut informasi penting yang harus tercantum di dalamnya. (NKK)