Tutup Akhir Tahun, Inilah Sejarah Toko Buku Gunung Agung
Sejarah toko buku Gunung Agung menarik untuk dibahas usai dikabarkan akan tutup pada akhir tahun 2023 ini.
IDXChannel - Sejarah toko buku Gunung Agung menarik untuk dibahas usai dikabarkan akan tutup pada akhir tahun 2023 ini.
Tok buku yang melegenda tutup setelah beroperasi 70 tahun lamanya. Penutupan ini akhirnya mengakhiri petualangan brand besar yang telah ada di sejumlah kota di Indonesia.
Terlepas dari itu, bagaimana sejarah toko buku Gunung Agung? Simak penjelasan yang dihimpun kami dari berita nasional dengan judul ‘Tutup di Usia 70 Tahun, Begini Sejarah Toko Buku Gunung Agung,’
Penutupan Toko Buku Gunung Agung
Dalam surat keterangannya, PT GA Tiga Belas yang membawahi Toko Buku Gunung Agung menjelaskan, keputusan pahit ini harus diambil karena perusahaan tidak bisa lagi bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar.
"Kami telah melakukan efisiensi dan efektivitas usaha sejak tahun 2013," ujar pihak Direksi PT GA dalam keterangannya, Minggu, 21 Mei 2023.
Sejarah Toko Buku Gunung Agung
Melansir dari laman resmi perusahaannya, toko buku Gunung Agung membuka pada tahun 1953 oleh Tjio Wie Tay atau yang dikenal sebagai Haji Masagung. Awalnya toko ini merupakan kios sederhana yang menjual buku, surat kabar, dan majalah, Haji Masagung pun melabelinya dengan nama kemitraan 'Thay San Kongsie' di Central Jakarta kala itu.
Dalam perkembangan bisnis, Haji Masagung kemudian mendirikan perusahaan baru bernama Firma Gunung Agung, yang menerbitkan dan mengimpor buku.
Dukungan Penulis dan Jurnalis
Lambat laun perusahaan itu berkembang berkat dukungan para penyair, penulis, cendekiawan, dan jurnalis. Tentu ini menjadi jawaban kaum muda yang kala itu alami kesulitan dalam membaca.
Terlebih saat di awal pembukaannya hingga beberapa dasawarsa terakhir, toko ini mempelopori upaya membuka mata bangsa melalui buku.
Tutup Akhir Tahun, Inilah Sejarah Toko Buku Gunung Agung. (FOTO : MNC MEDIA)
Termasuk pameran buku pertama di Indonesia pada tahun 1954, dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia.
Lewat promo ini, Haji Masagung terus mengangkat perusahaan dengan baik, dalam standar maupun kualitas dan menjadikannya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia pada saat itu.
Usaha Lainnya
Tidak hanya menjadi penerbit buku, dengan bisnis yang terus membesar. Ia juga mendirikan Toko Buku Gunung Agung di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, dalam satu bangunan besar empat lantai.
Selain itu, ia mendirikan Toko Buku Walisongo, yang berfokus pada segmen penjualan buku-buku Islami. Lokasinya pun masih berada di kawasan Kwitang, dan tak jauh dari Toko Buku Gunung Agung.
Kian meluas, ia merambah ke berbagai bisnis mulai dari money changer bernama Ayumas Gunung Agung, serta perusahaan investasi, properti, dan sektor pertambangan.
Penyebab Tutup
Namun upaya perusahaan bertahan pada toko ini harus pupus. Berkurangnya minat baca tidak lepas dari permasalahan termasuk Pandemi Covid-19 yang memperburuk kondisi keuangan perusahaan.
Kondisi ini membuat kerugian operasional per bulannya yang semakin besar.
Tidak heran sejak era pandemi COVID-19 pun PT GA juga telah melakukan sejumlah langkah efisiensi seperti dengan menutup beberapa toko/outlet, yang tersebar di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta.
Pihak Direksi menjelaskan, hal itu dilakukan demi menjaga kelangsungan usaha dan mengatasi kerugian usaha, akibat permasalahan beban biaya operasional yang besar.
Itulah penjelasan sejarah toko buku Gunung Agung yang melegenda. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. (MYY)