IDXChannel - PT GA Tiga Belas atau Toko Buku Gunung Agung menyatakan akan menutup seluruh toko atau outletnya pada akhir 2023. Sebelumnya, perusahaan juga telah melakukan penutupan toko pada 2020.
Direksi Toko Gunung Agung mengatakan, keputusan untuk menutup semua toko/outlet terpaksa dilakukan lantaran perusahaan tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional yang semakin besar.
"Pada akhir tahun 2023 ini kami berencana menutup toko/outlet milik kami yang masih tersisa. Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar," kata Direksi Toko Gunung Agung dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Sejumlah Toko Buku Tutup
Tak hanya Gunung Agung, sejumlah toko buku terpantau tak mampu bertahan di era digitalisasi dan lesunya bisnis percetakan. Berikut beberapa toko buku yang terpaksa menutup toko fisik mereka dalam beberapa tahun terakhir.
- Aksara Kemang
Ikon toko buku di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, yakni Aksara juga menutup dua cabangnya pada 2018 lalu. Hadir sejak 2001 dengan menjual berbagai buku alternatif, kini Aksara buka kembali membuka gerai untuk hub-kreatif dan berfokus pada penjualan online melalui e-commerce.
- Kinokuniya
Salah satu toko buku legendaris kesayangan masyarakat Jakarta, Kinokuniya juga menutup gerainya di Plaza Senayan sejak April 2021. Jaringan toko buku lokal asal Jepang yang berdiri sejak 1927 kini hanya tinggal menyisakan satu outlet di mall Grand Indonesia.
- Togamas
Gerai buku Togamas yang banyak ditemui di sekitaran Yogyakarta, Solo, hingga Malang juga resmi berhenti beroperasi sejak Juli 2022.
- Books and Beyond
Sebelum Gunung Agung, toko buku Books and Beyond juga mengumumkan menutup secara permanen seluruh cabang pada akhir Mei 2023. Books and Beyond juga sempat mengumumkan clearance sale hingga 80 % di semua produk buku yang dijualnya dan kini berfokus pada penjualan online.
Lesunya Industri Penerbitan
Mempertahankan industri penerbitan di Indonesia tak pernah mudah. Berdasarkan data Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) 2015, Indonesia sudah mempunyai 1.328 anggota dan sebanyak 109 adalah anggota penerbitan non-Ikapi.
Namun jumlah penerbit yang aktif memproduksi minimal judul buku per tahun hanya 711 unit. Ini dikarenakan masyarakat Indonesia rata-rata hanya membeli 2 judul buku per tahun.
Industri penerbitan juga semakin terpukul akibat pandemi Covid-19. Survei IKAPI menemukan, sebanyak 58,2% penerbit mengalami penurunan penjualan melebihi 50% dari biasanya.
Adapun 29,6% penerbit mengalami penurunan penjualan antara 31%- 50% dan sebanyak 8,2% penerbit mengalami penurunan antara 10% sampai 30%.
Sementara penerbit dengan kondisi penjualan relatif sama dengan hari-hari biasa hanya sekitar 4,1% penerbit.
Menurut survei Statista per Juni 2020, masyarakat Indonesia juga lebih gemar membeli pakaian dibandingkan buku. Sebanyak 76% orang Indonesia lebih banyak membeli pakaian. Sementara, persentase orang yang membeli sepatu mencapai 69%.