Yuk Intip Rumus Aktiva Tetap dalam Usaha
Rumus aktiva tetap bisa dilihat dan diketahui dengan membaca artikel ini.
IDXChannel - Rumus aktiva tetap bisa dilihat dan diketahui dengan membaca artikel ini.
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, seperti bangunan, mesin, dan kendaraan, akan mengalami penurunan nilai atau depresiasi seiring waktu. Memahami cara menghitung penyusutan aktiva tetap sangat penting untuk mencatat nilai aset yang sebenarnya.
Berikut penjelasan lengkap mengenai depresiasi rumus aktiva tetap dan metode perhitungannya yang dihimpun IDX Channel dari berbagai sumber tepercaya.
Pengertian Penyusutan Rumus Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aset yang digunakan perusahaan dalam jangka waktu panjang (lebih dari satu tahun). Contoh aktiva tetap meliputi bangunan, mesin, dan kendaraan. Karena sering digunakan, nilai aktiva tetap akan menurun, yang disebut dengan penyusutan atau depresiasi. Proses ini harus dihitung dan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan untuk memastikan nilai riil aset.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusutan Aktiva Tetap
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung penyusutan aktiva tetap:
1. Harga Perolehan Aset (Acquisition Cost)
Merupakan harga aset saat pertama kali dibeli, baik baru maupun bekas. Harga ini menjadi dasar perhitungan depresiasi.
2. Umur Ekonomis (Estimated Economic Life)
Umur ekonomis adalah estimasi waktu pemakaian aset sampai nilai gunanya mencapai nol atau diputuskan untuk dijual. Ini bervariasi tergantung jenis aset.
3. Nilai Residu
Nilai residu adalah nilai aset setelah dikurangi depresiasi selama umur ekonomisnya. Nilai ini bisa mencapai nol jika aset tidak lagi bisa dimanfaatkan.
Yuk Intip Rumus Aktiva Tetap dalam Usaha. (FOTO: MNC MEDIA)
Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurut PSAK
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) memberikan panduan standar untuk menghitung penyusutan aktiva tetap. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode ini menghitung penyusutan dengan membagi selisih antara harga perolehan dan nilai residu dengan umur ekonomis aset.
Rumus: Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan Aset - Nilai Residu) / Umur Ekonomis
Contoh: Sebuah mesin produksi dibeli seharga Rp8 juta dengan nilai residu Rp1 juta setelah 5 tahun. Biaya penyusutan tahunannya adalah:
Biaya Penyusutan = (Rp8.000.000 - Rp1.000.000) / 5 = Rp1.400.000 per tahun
2. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance)
Metode ini menghitung penyusutan dengan menaikkan nominal penyusutan dua kali lipat dari metode garis lurus.
Rumus: Biaya Penyusutan = Harga Perolehan Aset x (Persentase Depresiasi Ganda)
Contoh: Mesin produksi yang sama dengan persentase depresiasi 20% per tahun, maka depresiasi berganda adalah 40%.
Biaya Penyusutan = Rp8.000.000 x 40% = Rp3.200.000 pada tahun pertama
3. Metode Saldo Menurun Tunggal (Declining Balance)
Metode ini mirip dengan saldo menurun ganda tetapi menggunakan persentase depresiasi tunggal.
Rumus: Biaya Penyusutan = Harga Perolehan Aset x (Persentase Depresiasi Tunggal)
Contoh: Mesin produksi yang sama dengan persentase depresiasi 20% per tahun.
Biaya Penyusutan = Rp8.000.000 x 20% = Rp1.600.000 pada tahun pertama
3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years' Digits)
Metode ini menghitung penyusutan berdasarkan jumlah angka tahun umur ekonomis aset.
Rumus: Biaya Penyusutan = (Umur Ekonomis x (Harga Perolehan Aset - Nilai Residu)) / Jumlah Angka Tahun
Contoh: Mesin produksi yang sama dengan umur ekonomis 5 tahun.
Jumlah Angka Tahun = 1+2+3+4+5 = 15
Biaya Penyusutan = (5 x (Rp8.000.000 - Rp1.000.000)) / 15 = Rp2.333.333 pada tahun pertama
4. Metode Satuan Hasil Produksi (Units of Production)
Metode ini menghitung penyusutan berdasarkan jumlah produksi aset.
Rumus: Biaya Penyusutan = (Jumlah Produksi / Total Produksi Usia Ekonomis) x (Harga Perolehan - Nilai Residu)
Contoh: Mesin produksi dengan kapasitas produksi 100 ribu kali dan nilai residu Rp1 juta. Data produksi per tahunnya sebagai berikut:
Tahun ke-1 = 15.000
Tahun ke-2 = 22.000
Tahun ke-3 = 25.000
Tahun ke-4 = 21.000
Tahun ke-5 = 17.000
Maka, biaya penyusutan tahun pertama adalah:
Biaya Penyusutan = (15.000 / 100.000) x (Rp8.000.000 - Rp1.000.000) = Rp1.050.000
Memahami metode penyusutan aktiva tetap sangat penting bagi perusahaan untuk mencatat nilai aset yang sebenarnya dan membuat laporan keuangan yang akurat. Pastikan perusahaan Anda menggunakan metode yang sesuai dengan standar PSAK dan memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi penyusutan.
Itulah perhitungan dan penjelasan rumus aktiva tetap. Semoga informasi ini berguna dan bermanfaat bagi Anda. (MYY)