161 Industri termasuk PLTU dan PLTD Bakal Diperiksa karena Pencemaran Udara
KLHK segera memeriksa 161 industri, termasuk PLTU juga PLTD karena sebagai salah satu sumber polusi udara.
IDXChannel - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) segera memeriksa 161 industri, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) karena sebagai salah satu sumber polusi udara.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), sudah ada 100 anggota tim untuk penegakan hukum.
“Dari sisi KLHK, saya tadi laporkan (kepada Presiden Jokowi) sudah dilaporkan langkah-langkah penegakan hukum. Tim KLHK sudah operasi di lapangan dengan 100 anggota tim,” kata dia saat Konferensi Pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/8/2023).
“Dari 351 industri, termasuk PLTU dan PLTD sebagai sumber pencemaran, kami melakukan identifikasi 161 yang akan kita periksa di enam titik lokasi yang dekat dengan pengamatan oleh pengamatan peralatan yang ada di kementerian,” imbuhnya.
Siti menjelaskan, dari 161 yang akan diperiksa, paling banyak berada di 120 unit usaha di Sumur Batu dan Bantar Gebang.
“Jadi misalnya, yang selalu konsisten tidak sehat di Sumur Batu dan Bantar Gebang kira-kira ada 120 unit usaha, kemudian di sekitar lubang buaya ada 10, di Tangerang ada tujuh, di Tangerang Selatan ada 15 entitas, di Bogor ada 10,” tutur Siti.
Sementara itu, dia mengungkapkan, hingga 24 Agustus 2023, sudah ada 11 entitas yang telah dikenakan sanksi administrasi.
“Yang sudah dilakukan sampai tanggal 24 dan sudah dikenakan sanksi administrasi, yaitu 11 entitas. Kami akan lanjutkan langkah-langkah ini empat sampai lima minggu lagi ke depan," ucapnya.
Siti mengatakan, contoh industri adsorben di Lubang Buaya yang membuat pencemaran udara salah satu paling tinggi di Jakarta.
“Apa yang bisa kita lihat dari langkah ini? Kalau kita ambil contoh di observasi Indeks Standar Pencemaran Udara di Lubang Buaya misalnya, hampir konsisten tidak sehat-tidak sehat ya karena industrinya banyak. Di situ ada industri adsorben atau arang aktif, arang aktif,” ucapnya.
Dia menuturkan, arang itu biasanya dibuatnya dari batok kelapa atau kayu-kayu keras, di mana kayu dibakar lalu dicuci pakai asam. Kemudian dibakar lagi karena daya absorb-nya tinggi dan adsorben memiliki harga mahal jika diekspor.
"Kalau kita suka makan norit, seperti itu. Ada juga baja, semen, pakan, industri pakan, macam-macam di situ. Jadi kita akan terus lanjutkan,” ujarnya.
(RNA)