Ada Aksi Premanisme di Kawasan Industri, Gaikindo: Sudah Terjadi sejak 1990-an
Gaikindo mengatakan aksi premanisme berkedok ormas di kawasan industri terjadi sejak 1990-an.
IDXChannel - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) buka suara terkait gangguan ormas yang berujung pada aksi premanisme di kawasan industri. Bahkan aksi tersebut sudah terjadi sejak tahun 1990-an.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan aksi premanisme berkedok ormas di kawasan industri terjadi sejak era reformasi pada 1998. Namun, Gaikindo berusaha untuk mengatasi hal tersebut dengan menggandeng pihak terkait demi memberi rasa aman dan nyaman bagi investor.
"Itu sudah kami sampaikan, itu hal yang terjadi cukup lama, dari semenjak tahun 1998 itu sudah ada kejadian begini, dan kami sedang dalam proses untuk mengatasinya," kata Kukuh saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).
Kukuh mengatakan bahwa seluruh produsen yang memiliki pabrik atau sedang membangun fasilitas perakitan di Indonesia telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Ini dilakukan untuk mengatasi gangguan-gangguan dari pihak yang tak bertanggung jawab.
"Itu sudah ditangani. Kami sudah sampaikan ke pemerintah dan mereka (anggota Gaikindo) juga menyampaikan," ujarnya.
Gaikindo juga menyarankan kepada setiap produsen yang membangun pabrik untuk melibatkan warga sekitar. Ini untuk menghindari kecemburuan sosial dan sekaligus menyejahterakan masyarakat sekitar pabrik.
"Mereka sudah tahu. Sudah pasti otomatis melibatkan warga lokal. Karena misalnya pabriknya di Cikarang kan tidak mungkin mengambil tenaga kerja dari Tangerang," tuturnya.
Seperti diketahui, belakangan ini ramai diberitakan mengenai aksi premanisme berkedok ormas yang mengganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat. Hal itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno saat kunjungan ke Shenzhen, China.
"Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas, pemerintah perlu tegas untuk menangani permasalahan ini," ujar Eddy dalam unggahan di Instagram pribadinya.
(Febrina Ratna Iskana)