Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jatim, Ini Pesan Gubernur Khofifah
Gubernur Jatim menegaskan lima hal utama yang harus disiapkan untuk menghadapi cuaca ekstrim di Jatim.
IDXChannel - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menegaskan lima hal utama yang harus disiapkan untuk menghadapi cuaca ekstrim di Jatim. Antara lain, rencana kontigensi, personel dan peralatan penanggulangan bencana, dan simulasi, gladi serta latihan-latihan secara terpadu.
Orang nomor satu di Jatim itu akan memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk kesiapsiagaan dan mitigasi bencana secara terstruktur. Khofifah juga meminta seluruh elemen strategis khususnya pemerintah kabupaten/kota di Jatim dalam kondisi siap siaga.
“Pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki resiko tinggi mohon dilakukan secara terus-menerus," katanya saat memimpin Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam di Wilyah Jatim Tahun 2022 di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Kamis (20/10/2022).
Khofifah menjelaskan, rencana kontigensi perlu dipersiapkan kepala daerah sesuai dengan peta rawan bencana yang diterbitkan oleh BMKG. Sehingga kerugian yang ditimbulkan bisa diminimalisir.
"Kedua, saya harap masing-masing kepala daerah bersama Forkopimda mengecek kesiapan personel dan peralatan penanggulangan bencana alam. Pastikan semua dalam kondisi siaga dan dapat digunakan dengan baik," jelas Khofifah.
Ketiga, Khofifah mendorong dilaksanakannya simulasi, gladi dan latihan-latihan secara terpadu. Sehingga masing-masing sektor mengerti apa yang akan dilakukan pada saat terjadi bencana alam.
"Keempat, mohon diperkuat koordinasi antar lembaga dalam satu klaster penanganan darurat agar penanggulangan bencana semakin profesional. Terakhir, monitoring dan pemantauan perkembangan cuaca di wilayah masing-masing harus dilakukan secara terus-menerus," jelas Khofifah.
Khofifah mengatakan, Jatim memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang berpotensi terjadinya bencana. Baik yang disebabkan faktor alam dan non alam maupun faktor kesalahan manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
"Ke depan, tantangan terhadap penangulangan bencana akan semakin berat, mengingat bencana yang terjadi saat ini secara intensitas dari tahun ketahun mengalami peningkatan," terangnya.
(NDA)