Banjir Rendam Penajam Paser Utara, BNPB: Mendekati Kawasan IKN, 1.216 Jiwa Terdampak
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir melanda Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
IDXChannel - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir melanda Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Tercatat, sebanyak 1.216 jiwa terdampak akibat banjir di wilayah yang mendekati kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara itu.
“Banjir di Penajam Paser Utara ini sedikit mendekati kawasan IKN ya, meskipun tidak masuk ke kawasan inti, ke kawasan di mana nanti akan ada pusat pemerintahan. Tetapi ada beberapa cukup signifikan jumlah penduduk yang terdampak sampai 1.216 jiwa yang terdampak banjir meskipun tidak kemudian mengganggu pembangunan IKN secara keseluruhan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (2/7/2024).
Abdul Muhari merespon potensi ancaman banjir terhadap proses pembangunan IKN. Dia mengatakan bahwa seluruh daerah memiliki tingkat kerentanan banjir, kecuali dataran tinggi termasuk IKN yang berada di daerah dataran rendah.
“Sebenarnya untuk banjir ini hampir seluruh daerah kita itu memiliki tingkat kerentanan terhadap banjir, kecuali daerah dataran tinggi. Dan IKN kan sebenarnya tidak berada pada daerah dataran tinggi, dia berada di daerah dataran rendah dan ada sungai di situ,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Abdul Muhari, saat ini sudah ada kajian lingkungan di IKN untuk penguatan drainase permukaan, primer, hingga sekunder.
Bahkan, pihaknya juga terlibat dalam membuat kajian potensi bencana di IKN hingga 25 tahun ke depan.
“Nah memang yang harus kita pastikan nantinya ketika pengembangan lahan dan ini juga sudah ada dalam kajian lingkungannya di IKN untuk penguatan drainase permukaan, drainase primer dan sekunder dan seterusnya,” katanya.
“BNPB juga sudah membuat kajiannya juga potensi resiko upcoming risk di masa depan, jangka panjang ya, jadi mungkin 20-25 tahun ke depan setelah populasi penduduknya bertambah, populasi bangunannya bertambah, populasi infrastrukturnya bertambah itu kira-kira bentuk resiko bencana yang terjadi seperti apa itu juga sudah masuk dalam kajian kita,” kayanya.
(SLF)