News

BMKG Proyeksi Curah Hujan Meningkat di Akhir 2024, Waspada Bencana Hidrometeorologi

Binti Mufarida 21/11/2024 08:57 WIB

BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi peningkatan curah hujan menjelang akhir 2024 hingga awal 2025. Masyarakat diminta waspada bencana hidrometeorologi.

BMKG Proyeksi Curah Hujan Meningkat di Akhir 2024, Waspada Bencana Hidrometeorologi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi peningkatan curah hujan menjelang akhir 2024 hingga awal 2025. Peningkatan curah hujan ini berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, longsor, dan puting beliung.

“Akhir tahun 2024 mulai dari bulan November hingga Desember diprediksi dan saat ini memang sudah terjadi La Nina lemah yang bersamaan dengan masuknya musim hujan,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Sosialisasi potensi bencana Hidrometeorologi dalam Rapat Koordinasi Inflasi di Kantor Kemendagri, dikutip Kamis (21/11/2024).

Dalam proyeksi curah hujan tahunan, Dwikorita mengatakan sekitar 67 persen wilayah Indonesia berpotensi mengalami curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun, bahkan ada wilayah yang diprediksi mencapai 5.000 mm per tahun. Beberapa daerah yang akan mengalami curah hujan tinggi termasuk sebagian besar wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Sementara itu, sekitar 15 persen wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di atas normal, sedangkan hanya 1 persen wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan rendah, terutama di daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.

Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari hingga Februari, yang biasanya disertai dengan fenomena angin kencang dan kilat petir.

“Wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor harus tetap waspada, terutama daerah yang berada di lereng gunung api. Hujan dengan intensitas sedang pun dapat menyebabkan banjir lahar yang berpotensi merusak,” tuturnya.

Dwikorita menegaskan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja, terutama menjelang akhir tahun dan awal 2025. Diharapkan pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait dapat memanfaatkan informasi cuaca yang disediakan untuk mengambil langkah-langkah mitigasi dan pencegahan.

“Dengan adanya data cuaca yang lebih terperinci dan pemantauan yang lebih akurat, kami berharap potensi dampak bencana dapat dikurangi,” kata Dwikorita.

(Febrina Ratna)

SHARE