News

BMKG Proyeksi Puncak Musim Hujan Mulai November 2024, Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Binti Mufarida 20/09/2024 00:01 WIB

BMKG memprediksi puncak musim hujan dimulai pada November 2024 yang meliputi 303 dari Zona Musim (ZOM).

BMKG Proyeksi Puncak Musim Hujan Mulai November 2024, Waspada Banjir dan Tanah Longsor. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan dimulai pada November 2024 yang meliputi 303 dari Zona Musim (ZOM).

“Puncak musim hujan 2024-2025 diprediksi akan terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di 303 zona musim atau 43,35 persen dari zona musim yang meliputi wilayah pulau Sumatera, Jawa Pesisir Selatan, dan Kalimantan,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (19/9/2024).

Namun demikian, Dwikorita mengatakan terdapat sebanyak 250 Zona Musim atau 35,77 persen yang diprediksi juga akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025. Wilayah tersebut yaitu Lampung, Pulau Jawa bagian utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan sebagian besar Papua.

“Kesimpulan prediksi musim hujan 2024-2025, perlu disimpulkan bahwa awal musim hujan di Indonesia bervariasi dimulai dari Pulau Sumatera bagian barat yang memasuki hujan pada bulan Agustus 2024, kemudian secara bertahap meluas ke wilayah timur hingga di bulan Desember 2024,” kata Dwikorita.

Pada umumnya, Dwikorita mengungkapkan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada periode Oktober hingga November 2024. Dibandingkan rata-ratanya, musim hujan 2024-2025 akan datang lebih awal dari biasanya.

Selain itu, sifat hujan pada musim hujan 2024/2025 diprediksi akan berada pada kategori normal yang menunjukkan kondisi yang tidak terlalu basah maupun kering.

“Puncak musim hujan akan banyak terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat dan di bulan Januari hingga Februari 2025 untuk Indonesia bagian timur,” tutur Dwikorita.

Meski begituk dia mengingatkan ada sebagian wilayah yang mengalami musim hujan yang di atas normal atau lebih basah yaitu 35,6 persen. Wilayah tersebut meliputi Pulau Sumatera, pesisir Jawa Selatan bagian barat, dan sebagian NTT.

Di sisi lain, ada juga sebesar 0,3 persen yang mengalami musim hujan di bawah normal atau lebih kering dari biasanya.

Dengan kondisi tersebut, dia mengimbau semua pihak baik Kementerian dan Lembaga, pemerintah daerah, instansi terkait seluruh pihak terkait dan seluruh masyarakat dalam menghadapi musim hujan 2024-2025 untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal atau lebih basah dibandingkan biasanya.

“Wilayah tersebut berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor ya, termasuk angin kencang ya, juga kilat petir ini juga perlu diperhatikan,” tuturnya.

(Febrina Ratna)

SHARE