News

BMKG Ramal Curah Hujan Meningkat hingga 40 Persen di Agustus 2024 Akibat Fenomena La Nina

Binti Mufarida 29/07/2024 08:53 WIB

BMKG mengingatkan adanya potensi peningkatan curah hujan hingga 40 persen. Hal itu akibat fenomena La Nina mulai masuk wilayah Indonesia pada Agustus 2024.

BMKG Ramal Curah Hujan Meningkat hingga 40 Persen di Agustus 2024 Akibat Fenomena La Nina. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi peningkatan curah hujan hingga 40 persen. Hal itu akibat fenomena La Nina mulai masuk wilayah Indonesia pada Agustus 2024 mendatang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan wilayah yang curah hujannya meningkat pada saat fase La Nina di antaranya di Jawa, Sumatera bagian selatan dan timur, Kalimantan yakni Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan, Sulawesi Barat dan Utara, sebagian Maluku.

“Untungnya musim kemaraunya menjadi basah meskipun La Nina-nya ini levelnya lemah,” ujar Dwikorita dikutip dari laman media sosial resmi BMKG, Senin (29/7/2024).

Sebelumnya, Dwikorita mengatakan fenomena El Nino telah berakhir dan akan berganti pada fase La Nina. Dia menjelaskan kondisi meluruhnya El Nino ini disebabkan mendinginnya suhu muka air laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

Hal inilah yang menjadi dasar untuk dinyatakan bahwa El Nino telah berakhir dan kondisinya netral.

“Sebentar lagi kita akan, jadi kami telah memprediksi La Nina, jadi suhu muka air laut di Samudra Pasifik sudah mulai mendingin dan apabila semakin mendingin maka masuk ke dalam indeks yang dinyatakan sebagai La Nina,” ujar Dwikorita.

Dia mengatakan fenomena La Nina diprediksi akan terjadi pada Agustus-September, atau di puncak musim kemarau 2024. Hal itu disebabkan semakin mendinginnya suhu muka air laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di ekuator.

“La Nina yang diprediksi mulai periode Agustus 2024 sebenarnya merupakan fenomena atmosfer yang ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bagian ekuator,” kata dia.

Dwikorita mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah. Meskipun, pada sebagian wilayah Indonesia lainnya masih mengalami kekeringan.

“Jadi perlu waspada adanya potensi bencana meteorologi basah meskipun di sebagian wilayah lainnya di Indonesia justru mengalami kekeringan. Jadi di musim kemarau kali ini ada sebagian yang masih mengalami kekeringan namun sebagian wilayah lain justru dikhawatirkan akan mengalami banjir, banjir bandang dan longsor dengan masuknya La Nina, meskipun levelnya lemah tergantung pada kondisi kerusakan lahannya,” kata dia.

(Febrina Ratna) 

SHARE