BMKG Sebut Ada Dua Zona Megathrust Paling Berisiko, Wilayah-Wilayah Ini Perlu Waspada
Indonesia memiliki 13 segmen Zona Megathrust yang tersebar dari Pulau Sumatera dan berakhir di Laut Banda.
IDXChannel - Indonesia memiliki 13 segmen Zona Megathrust yang tersebar dari bagian barat Pulau Sumatera kemudian melintasi bagian selatan Pulau Jawa dan berakhir di Laut Banda. Dari 13 segmen tersebut, ada dua segmen, yaitu segmen Selat Sunda-Banten dan segmen Mentawai-Siberut
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan dua segmen Zona Megatrhust tersebut terus dipantau ketat aktivitas gempanya namun masyarakat tetap perlu waspada. Hal itu disampaikan Dwikorita dalam acara One On One di Sindonews TV yang akan tayang pada Jumat, 23 Agustus 2024 pukul 21.30 WIB.
"Zona Megathrust ini tidak utuh satu, tapi terbagi menjadi 13 segmen di antara itu 11 sudah melepaskan energinya. Periode ulangnya cukup lama bisa ratusan tahun. Namun ada dua segmen menurut pakar gempa dan BMKG yakni segmen Mentawai-Siberut di Sumatera Barat dan segmen Selat Sunda, Banten itu periode ulangnya sekitar 200-an tahun sudah tercapai tetapi belum lepas. Jadi perlu diwaspadai," kata Dwikorita di Kantor BMKG, Jakarta pada Rabu (21/8/2024).
"Tanpa mengabaikan yang lain, tetapi prioritas utama dua itu yang lain, semoga tidak setinggi dua itu (gempanya)," katanya.
Dwikorita menyebutkan bentangan Megathrust di Indonesia kurang lebih mencapai ratusan kilometer melintasi daerah-daerah di Indonesia, terutama Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Gempa besar di zona tersebut bisa memicu tsunami.
"Zona tumbukan tadi itu kan terjadi mulai dari barat Pulau Sumatera turun ke Sumatera Selatan belok melalui Selatan Selat Sunda terus membentang Selatan Jawa radiusnya 250 kilometer ya sampai NTT sampai menikung ke Laut Banda. Jadi zona-zona yang perlu diwaspadai itu di sepanjang Pantai Barat Sumatera dari Sumatera Utara, Tengah, Selatan dan Pantai Selatan Jawa," kata Dwikorita.
Profesor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu melanjutkan, BMKG bersama sejumlah stakeholder terkait terus bergotong royong melakukan program Kesiapsiagaan Gempa Bumi dan Tsunami. Dia menilai, mitigasi gempa harus dilakukan banyak pihak.
"Tetap kami melakukan program Tsunami Ready dan Earthquake Ready, Kesiapsiagaan Gempa Bumi dan Tsunami di seluruh wilayah ini bersama BNPB, pakar kegempaan, dari Perguruan Tinggi, BRIN, Badan Geologi, banyak yang terlibat karena areanya ribuan kilometer kalau satu lembaga nggak akan efektif, jadi diperlukan gotong royong," katanya.
Untuk selengkapknya, saksikan hanya di One On One, Sindonews TV, Jumat 23 Agustus 2024, pukul 21.30 WIB.
(Rahmat Fiansyah)