BMKG Ungkap Cuaca Bukan Penyebab Utama Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, penyebab utama tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali bukan dikarenakan faktor cuaca.
IDXChannel - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, penyebab utama tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali bukan dikarenakan faktor cuaca. Pada saat kejadian, terkonfirmasi kondisi cuaca aman dan ideal untuk melakukan perlintasan.
Tidak hanya itu, Dwikorita mengatakan, kondisi dan arah gelombang, hingga kecepatan angin juga menunjukkan indikator yang ideal. Namun, ada peningkatan level ke waspada untuk kondisi arus bawah laut. Kondisi ini disinyalir menjadi salah satu penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
"Dari kondisi cuaca terutama kondisi gelombang, kecepatan dan arah gelombang, dan kecepatan dan arah angin, itu normal, jadi ada batas yang tidak boleh dilampaui, namun untuk kondisi arus, itu sedikit melampaui," ujarnya dalam Raker Bersama Komisi V DPR RI, Jakarta, Senin (7/7/2025).
Lebih jauh, Dwikorita menerangkan, batas level aman arus bawah laut di selat Bali yaitu 1,2 meter per detik. Sedangkan pada saat kejadian levelnya meningkat di angka 1,4 meter per detik. Kondisi ini yang membuat status level naik ke tingkat waspada.
"Jadi batasnya itu 1,2 meter per detik, ini melampaui menjadi 1,4, kami ada pemantauan dari maritim, kalau cuaca normal, hanya arus saja, lebih cepat," kata dia.
Menurut Dwikorita, BMKG rutin untuk melakukan briefing 1 hari 2 kali kepada pengelola pelabuhan dan operator kapal untuk mengabarkan kondisi cuaca di wilayah penyeberangan. Briefing tersebut dilakukan kepada PT ASDP, KSOP, serta pengelola kapal.
"Ini level waspada, itu pun ada briefing, jadi ada rutin kepada pengelola penyeberangan dan user, itu 2 kali briefing, pagi dan malam, dan itu sudah disampaikan, dan kondisi masih bertahan atau tidak berubah, kalau cuaca tidak masalah. Hanya arus itu sedikit lebih meningkat," kata Dwikorita.
"Briefing ini kita lakukan 2 kali dalam 1 hari, setiap 12 jam. Briefing kita lakukan bersama ASDP, KSOP, dan pihak pengelola," ujarnya.
(Dhera Arizona)