News

BMKG Ungkap Kekuatan Gempa di Zona Megathrust Bisa Lampaui 9M

Muhammad Refi Sandi 21/08/2024 21:05 WIB

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan soal potensi gempa besar di Zona Megathrust yang bisa memicu tsunami.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan soal potensi gempa besar di Zona Megathrust yang bisa memicu tsunami. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan soal potensi gempa besar di Zona Megathrust yang bisa memicu tsunami, termasuk skenario terburuk yang bisa terjadi. 

Dwikorita menyampaikan hal tersebut dalam acara One On One di Sindonews TV yang akan tayang pada Jumat, 23 Agustus 2024 pukul 21.30 WIB.

Dia menjelaskan, saat ini ada dua segmen Zona Megathrust yang lebih dari 200 tahun terakhir belum melepaskan energinya, yakni Megathrust Selat Sunda-Banten dan Megathrust Mentawai-Siberut. Dia mengatakan, pada dasarnya gempa di Zona Megathrust terjadi secara bertahap.

"Sebetulnya tidak langsung patah, tetapi sedikit demi sedikit ada robek, Nah itu kekuatannya bisa rendah 5M, 4M tidak harus kekuatannya mega," katanya di Kantor BMKG, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

"Gempa (awal) di sini tidak harus sampai 9M, bisa bervariasi yang berbahaya apabila kekuatan sampai di atas 7M bahkan waktu Tsunami Aceh juga akibat fenomena yang sama, tetapi magnitudonya sampai 9,1M. Menurut para pakar, skenario terburuk bila energi ini lepas semua (di dua segmen ini) bisa mencapai lebih dari 9M," ujarnya.

Dwikorita menjelaskan, Megathrust adalah zona kontak akibat adanya tumbukan lempeng yang pinggirnya terlihat tipis karena efek jari-jari bumi. Namun, zona ini memiliki kedalaman sekitar 40-50 kilometer (km).

"Ini bagian pinggirnya lempengnya melebar, pinggirnya tipis tapi ini 40-50 km, tipis karena bumi jari jarinya 6.370-an km jadi kelihatan tipis. Megathrust adalah zona kontak akibat adanya tumbukan lempeng Samudera Indo-Australia menumbuk masuk, nyungsep atau menumbuk bahasa ilmiahnya, masuk ke dalam bawah lempeng benua Eurasia. Di bagian terdepan ada Pulau Jawa dan Sumatera," kata Dwikorita.

Profesor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu melanjutkan, zona kontak itu memiliki semacam gigi yang naik saat menumbuk, sehingga zona itu bisa patah sehingga diberikan istilah thrust alias patah naik. Zona ini mempunyai panjang ribuan km.

"Kenapa harus diwaspadai? Bahayanya saat patah itu akan menimbulkan pelepasan energi yang tersimpan di dalam tubuh batuan yang kontak ini, saat energi itu lepas terjadi getaran atau guncangan yang disebut sebagai gempa bumi," ujarnya.

Dwikorita mengatakan, di Indonesia ada 13 Zona Megathrust yang terbentang dari barat Pulau Sumatera melintasi Selatan Pulau Jawa hingga berakhir di Laut Banda. Namun, 11 segmen sudah mulai melepaskan energi, kecuali dua yang tinggal 'menunggu waktu' meski tidak tahu kapan persisnya akan terjadi.

Saksikan bincang selengkapnya hanya di OneOnOne, Sindonews TV, Jumat 23 Agustus 2024, pukul 21.30 WIB.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE