BNPB: DAS di Pulau Jawa Kritis, Perparah Krisis Air Bersih
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Jawa sudah mulai kritis.
IDXChannel - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Jawa sudah mulai kritis. Hal inilah yang memperparah krisis air bersih ketika musim kemarau panjang akibat fenomena El Nino.
“Jawa khususnya itu DAS kritis itu sudah sangat banyak. Jadi kalau misalkan daerah serapan air kita itu tidak terestorasi atau tidak terpelihara dengan baik, maka kita cenderung bergantung pada air permukaan, waduk, danau, sungai,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (17/10/2023).
Sehingga, kata Aam, DAS kritis ini akan memperparah krisis air bersih ketika kemarau panjang. “Kalau hari tanpa hujan air hujan ya sudah tidak turun lebih dari 2 bulan, 3 bulan, otomatis air permukaan itu turun.”
“Nah harusnya ini ketika kalau misalnya kita punya lingkungan yang sepanjang DAS mulai dari hulu sampai hilir itu bagus maka air hujan yang turun sebelumnya itu bisa terpreservasi di tanah, jadi air tanah, ground water flow,” jelas Aam.
Padahal, kata Aam, DAS inilah yang sebenarnya akan menjamin sumur-sumur penduduk itu tetap bisa ada airnya ketika musim kemarau.
“Nah karena kondisi daerah resapan air kondisi hutan kita mungkin tidak sebaik berapa puluh tahun yang lalu," jelas dia.
“Sehingga kemudian daerah-daerah yang dulu ketika kita berbicara El Nino, kan 2010, 2015, 2019 itu juga ada, yang mungkin pada saat itu kondisi kekeringan yang tidak separah sekarang masih ada air di sumur dan lain-lain, sekarang udah mulai sangat tipis dan kita tahu enggak jauh-jauh Bekasi, Karawang itu sudah sangat sulit untuk mencari air bersih,” kata Aam.
Aam pun mengingatkan kepada semua pihak bahwa DAS krisis ini harus menjadi konsen bersama untuk direstorasi. “Nah ini juga yang menjadi konten kita bahwa memang benar-benar kalau kita, karena musim kering seperti ini pasti akan berulang, karena ini udah fenomena.”
“Jadi kalau kita tidak ingin kemudian apakah itu 3 tahun ke depan 4 tahun kedepan kita mengalami krisis air bersih karena air permukaan kita cukup sulit ketika musim kering mau tidak mau kita harus mulai mempreservasi, merestorasi kondisi lingkungan kita atau kondisi ekosistem kita di hulu sampai ke hilir,” pungkasnya.
(SLF)