News

BNPB Sebut Kabupaten Bogor Jadi Daerah Rawan Longsor Tertinggi di Indonesia

Binti Mufarida 28/03/2023 02:30 WIB

BNPB menyebut Kabupaten Bogor menjadi daerah rawan bencana longsor tertinggi di Indonesia. Disusul oleh Cilacap dan Banjarnegara.

BNPB Sebut Kabupaten Bogor Jadi Daerah Rawan Longsor Tertinggi di Indonesia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut Kabupaten Bogor menjadi daerah rawan bencana longsor tertinggi di Indonesia. Disusul oleh Cilacap dan Banjarnegara.

“(Posisi) empat lima itu berganti-ganti setiap tahun, namun puncaknya ini tetap Kabupaten Bogor,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari saat Konferensi Pers secara virtual, Senin (27/3/2023).

Aam sapaan akrab Abdul Muhari mengatakan bahwa dari laporan BPBD Kabupaten Bogor, bahwa bencana hidrometeorologi khususnya cuaca ekstrem, tanah longsor, juga banjir mendominasi Kabupaten Bogor.

“Nah kalau kita lihat sebenarnya histories kejadian data yang dilaporkan oleh Kabupaten Bogor BNPB itu memang untuk bencana hidrometeorologi khususnya cuaca ekstrem, tanah longsor, banjir, ini mendominasi Kabupaten Bogor,” kata Aam.

“Kita ingat kemarin waktu minggu lalu kita bicara longsor di Kota Bogor. Dan pada hari yang sama kemudian kita dilaporkan ada longsor juga di Kabupaten Bogor,” tambahnya.

Aam mengatakan Kabupaten Bogor menjadi daerah paling rawan longsor dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya urbanisasi dan alih fungsi lahan yang cukup masif. “Ini terkait urbanisasi yang terjadi disana dan alih fungsi lahan dalam skala cukup masif.”

“Kalau kita lihat ini jumlah kejadian banjir di 2019, 2020, 2021 dominan, 2022 dimulai berkurang longsor juga demikian, tapi kalau misalkan kita lihat distribusi bulan apa sih sebenarnya banjir paling banyak terjadi di Bogor itu memang kita lihat di Maret, April sama September sampai November. Ini banjir yang paling sering terjadi dari data historis yang ada,” jelas Aam.

Selanjutnya, bencana longsor terjadi Januari kemudian Mei ke Juni. Setelahnya kembali lagi terjadi pada Oktober November. “Ini menjadi perhatian kita,” ujarnya.

(FRI)

SHARE