Budiman Sudjatmiko Janji Selamatkan Kelas Menengah yang Terancam Miskin
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko, berjanji untuk mengatasi persoalan kelas menengah di Tanah Air yang jumlahnya kian merosot.
IDXChannel – Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko, berjanji untuk mengatasi persoalan kelas menengah di Tanah Air yang jumlahnya kian merosot saat ini. Hal tersebut dia utarakan seusai dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Seperti diketahui, setidaknya ada beberapa faktor yang mendorong kelompok menengah turun level menjadi kelas menengah bawah atau aspiring middle class (AMC). Salah satunya kinerja manufaktur.
Pada kuartal II-2024, sektor manufaktur mengalami tekanan, terutama padat karya. Anjloknya kinerja industri manufaktur membuat banyak perusahaan di bidang ini melakukan efisiensi alias pemutusan hubungan kerja (PHK).
Budiman menjelaskan, persoalan kelas menengah itu menjadi fokus Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Menurutnya, faktor lain yang membuat kelompok ini bermasalah adalah distrupsi teknologi.
“Nah, ini kan, atau kelas menengah yang barang kali juga mengalami persoalan-persoalan karena persoalan disrupsi teknologi, yang berdampak sosial, itu juga menjadi perhatian dari Badan Percepatan Pengantasan Kemiskinan,” ujar Budiman kepada wartawan.
Dia mengatakan, setidaknya ada sejumlah program badan baru tersebut ke depan. Satu di antaranya adalah pengantasan kemiskinan. Dia memastikan orang miskin akan diberdayakan dan mereka yang terancam miskin akan diselamatkan.
Orang yang terancam miskin itu termasuk para pekerja pabrik atau perusahaan yang mengalami PHK dan sumber dayanya digantikan oleh robotik. Selain itu, warga yang ditimpa bencana alam juga masuk dalam kategori ini.
“Jadi bagi kami, orang miskin itu harus diberdayakan, orang yang terancam miskin harus diselamatkan,” kata dia.
“Siapa yang terancam miskin? Ya mungkin pekerja-pekerja pabrik yang melakukan mekanisasi, digitalisasi, robotisasi ter-PHK. Atau mereka menjadi korban bencana alam, atau ya akibat-akibat mekanisasi banyak sekali perusahaan-perusahaan yang bangkrut, segala macam,” ujarnya.
(Ahmad Islamy Jamil)