China Perketat Kebijakan Covid-19, Produksi iPhone Terhambat hingga Disneyland Ditutup
Pembatasan Covid-19 ikut berdampak pada operasional Disney Resort di Shanghai hingga menghambat produksi iPhone.
IDXChannel - Pembatasan Covid-19 ikut berdampak pada operasional Disney Resort di Shanghai yang tutup pada Senin (31/10/2022). Kebijakan tersebut juga berpotensi menghambat produksi iPhone hingga 30%.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (1/11/2022), para pekerja yang berjumlah 200.000 orang di pabrik Foxconn, yang merupakan pabrik utama iPhone, telah pergi karena tidak kuat dengan pembatasan Covid-19. Hal ini memaksa pemerintah setempat membuat peraturan yang melarang pekerja migran untuk kembali ke tempat asalnya.
"Terlihat begitu banyak orang di jalan, rasanya kami (baru saja) melarikan diri dari penjara," kata seorang pekerja Foxconn berusia 30-an bermarga Yuan, yang mengatakan dia memanjat pagar untuk meninggalkan pabrik dan kembali ke kota asalnya di China tengah, Hebi.
Salah satu sumber yang mengetahui permasalahan produksi iPhone yang turun pada November, menyebutkan jika Foxconn atau Hon Hai Precision Industry sedang meningkatkan produksi melalui salah satu pabriknya di Shenzhen. Foxconn pada hari Minggu mengatakan situasi di Zhengzhou sudah mulai membaik dan akan berkoordinasi dengan pabrik lain untuk mengurangi dampak potensial.
Beralih ke Shanghai yang tiba-tiba menutup sementara Disney Resort dengan alasan mencegah penyebaran Covid-19. Pengunjung yang berada di dalam tempat tersebut tidak diperbolehkan pulang sebelum dipastikan negatif Covid-19.
Disney mengatakan pihaknya mempercepat pengujian dan semua pengunjungnya telah meninggalkan taman hiburannya. Semua hasil tes negatif, menurut seorang juru bicara, yang mengatakan Disney sedang mengerjakan rencana untuk membuka kembali.
Video amatir yang beredar di Wibo terlihat banyak orang berdesakan untuk keluar dari Disney Resort meskipun pintu tersebut sudah dikunci. Belakangan ini video orang-orang kabur dari fasilitas publik karena takut dikunci merupakan hal yang biasa.
Meningkatnya jumlah kasus dari wabah di seluruh China telah mendorong pengetatan pembatasan dan penguncian lokal, termasuk di beberapa bagian kota seperti kota metropolitan selatan Guangzhou.
Data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa aktivitas pabrik China secara tak terduga turun pada bulan Oktober, terseret oleh permintaan global yang melunak dan pembatasan COVID-19 domestik yang ketat, yang memukul produksi, perjalanan, dan pengiriman di ekonomi terbesar kedua di dunia.
Berdasarkan data pada bulan Oktober banyak pabrik di China yang mengalami penurunan aktivitas. Hal ini karena kurangnya permintaan dari pasar dunia dan juga pembatasan Covid-19 semakin memperburuk kegiatan ekonomi di China.
Kebijakan Zero Covid
Meskipun ekonomi memburuk, sangat kecil bagi China untuk menghapus kebijakan Zero Covid-. Hal ini menjadikan negara tersebut berbeda dari banyak negara di dunia yang mulai berusaha hidup berdampingan dengan Covid.
Pada Kongres Partai Komunis dua kali dalam satu dekade bulan ini, Presiden Xi Jinping menegaskan kembali komitmen China terhadap nol COVID, mengecewakan investor dan banyak orang China yang frustrasi dengan penguncian dan pembatasan perjalanan.
"Kami tidak berharap kebijakan nol-COVID akan ditinggalkan hingga 2024, yang berarti gangguan virus akan membuat aktivitas layanan tatap muka tetap minim," kata Zichun Huang, ekonom di Capital Economics, dalam sebuah catatan.
Kasus baru di China mencapai 2.898 pada hari Minggu, ini menjadi 2 hari berturut-turut kasus baru lebih dari 2.000 orang. Namun jumlah ini masih termasuk kecil jika berkaca pada kasus baru di negara lain.
Di Guangzhou, salah satu kota terbesar di China, jumlah kasus baru yang ditularkan secara lokal berjumlah 1.110 dari 24-30 Oktober, naik dari 402 dalam periode tujuh hari sebelumnya, dengan distrik Haizhu dengan populasi sebanyak 1,8 juta orang telah melakukan lockdown.
Seorang warga Guangzhou bernama Ye mengatakan dia dikirim ke hotel karantina pinggiran kota setelah diberitahu pada hari Kamis karena dia terlihat melakukan kontak langsung dengan seseorang yang dites positif.
"Saya tidak tahu bagaimana mereka menghitung itu. Juga tidak ada ruang bagi Anda untuk bertanya atau membantahnya," kata Ye, seorang seniman berusia 50-an.
Selama seminggu terakhir, pihak berwenang telah berlomba untuk menangani peningkatan kasus di kota-kota di seluruh China, termasuk Datong, Xining, Nanjing, Xian, Zhengzhou dan Wuhan, memaksa langkah-langkah penguncian sementara.
Du Fan, 40, pendiri Wuhan Small Animals Protection Association, yang mendapat pujian dari pecinta hewan selama penguncian pertama pandemi di pusat kota pada awal 2020, mengatakan kompleks perumahannya telah dikunci pada hari Sabtu.
"Kekhawatiran terbesar saya saat ini adalah jika ini berlanjut terlalu lama, saya khawatir kita tidak akan dapat terus menyelamatkan hewan-hewan itu, karena tidak ada cara untuk melakukan banyak pekerjaan," katanya.
Di wilayah Macau, pihak berwenang memberlakukan kembali pembatasan termasuk mengunci kasino besar selama akhir pekan setelah ditemukan beberapa kasus positif di sana. Namun, di Beijing taman hiburan Universal Resort dibuka kembali pada Senin setelah ditutup pekan lalu karena satu pengunjung dinyatakan positif virus corona.
Penulis: Ahmad Fajar
(FRI)