News

Curhat Sopir Bajaj Rela Pindah Alamat dan KTP Demi Anak Dapat KJP

Atikah Umiyani/MPI 25/04/2024 01:03 WIB

Seorang sopir bajaj, Agus Firmansyah membagikan kisahnya yang rela untuk pindah ke Jakarta demi sang anak mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). 

Curhat Sopir Bajaj Rela Pindah Alamat dan KTP Demi Anak Dapat KJP (foto aikah)

IDXChannel - Seorang sopir bajaj, Agus Firmansyah membagikan kisahnya yang rela untuk pindah ke Jakarta demi sang anak mendapatkan bantuan pendidikan, Kartu Jakarta Pintar (KJP). 

Awalnya, Agus yang sudah menjadi sopir bajaj sejak 2004 itu mengaku, seja ada transportasi online, pengguna bajaj mengalami penurunan. 

Bahkan dalam satu hari, dirinya hanya bisa mengantongi pendapatan kotor sebesar Rp100 sampai Rp150 ribu. 

"Belum setoran, belum beli gas, (jadi) paling bawa pulang sisa setoran Rp60 ribu dan gas Rp20 ribu. Jadi bawa pulang paling Rp70 sampai Rp80 ribu," ujarnya kepada MNC Indonesia, Rabu (24/4/2024).

Dengan pendapatan sekecil itu, Agus harus menghidupi istri dan dua orang anaknya yang berusia 17 dan 10 tahun. Dia pun mengeluhkan biaya seragam sekolah yang diakuinya memberatkan. Oleh karena itu, dirinya dan sang istri memutuskan untuk pindah ke Jakarta dari pandeglang, Banten. 

"Seragam sekolah yang buat mahal, boro-boro dapat KJP. Saya sudah pindah dari tahun berapa, ya pas anak saya yang SMK kelas 3 mau masuk kelas 1 pindah, saya pindah alamat, pindah KTP DKI supaya (dapat KJP), tapi ya tidak dapat juga," tuturnya.

Dikatakan Agus, dirinya sudah melaporkan ke sekolahan sang anak, namun ternyata diminta untuk mendaftar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

"Saya sudah lapor sekolahnya, katanya supaya bisa daftar DTKS, tapi saya kan enggak paham. Saya kalau tidak narik, ya tidak makan. Anak saya, kalau buat mondar-mandir belum tentu diterima, enggak apa lah. Tidak usah gitu-gitu, narik saja," ungkap Agus. 

Namun dirinya tetap bersyukur lantaran tahun ini anak pertamanya akan lulus sekolah. Sebab diakuinya, perjuangannya terlalu berat dari pertama nikah sampai memiliki anak 2 seperti saat ini. 

"Terlalu berat perjuangannya, dari pertama nikah sampai sekarang sudah punya anak 2, cari duit di jalanan bagaimana susahnya anak sekolah. Yang SMK bayaran setiap bulan Rp500 ribu, yang kecil Rp150 ribu. Mau bagaimana lagi cuma bisa narik bajaj," pungkasnya.

(FAY)

SHARE