News

Dalam Seminggu, 13 Ribu Orang Meninggal di China Gara-Gara Covid-19

Dian Kusumo 23/01/2023 06:46 WIB

Selama periode 13 hingga 19 Januari 2023, terdapat 13 ribu warga China meninggal dunia karena Covid-19. 

Dalam Seminggu, 13 Ribu Orang Meninggal di China Gara-Gara Covid-19. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Selama periode 13 hingga 19 Januari 2023, terdapat 13 ribu warga China meninggal dunia karena Covid-19. 

Jumlah tersebut menambah total kematian pada bulan-bulan sebelumnya menjadi hampir 60.000. Pembaruan informasi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China tersebut muncul di tengah keraguan atas transparansi data Covid-19 China. 

Rumah sakit dan rumah duka pun dilaporkan mengalami kewalahan usai pemerintah China mencabut kontrol Covid yang paling ketat di dunia dan tes massal pada awal Desember yang berdampak pada kerusakan serta tekanan ekonomi yang signifikan. 

Perubahan kebijakan yang tiba-tiba itu telah menyebarkan Covid-19 ke wilayah yang sebelumnya aman dari wabah sejak muncul di kota Wuhan pada akhir 2019. Jumlah kematian yang dilaporkan otoritas China belum terhitung dengan jumlah yang meninggal di rumah, dan beberapa dokter mengatakan mereka tidak disarankan untuk mencantumkan Covid pada akta kematian. 

Dilansir melalui Reuters, Senin (23/1/2023), Pada 14 Januari, China melaporkan hampir 60.000 kematian akibat Covid-19 di rumah sakit sepanjang tanggal 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023. Jumlah tersebut merupakan peningkatan besar dari 5.000 lebih kematian yang dilaporkan sebelumnya selama seluruh periode pandemi. 

Dokumen menunjukkan salah satu dari beberapa indikasi dampak mematikan Covid di China, misalnya pengeluaran rumah duka untuk barang-barang seperti kantong mayat hingga oven kremasi telah meningkat di banyak provinsi. 

Beberapa ahli kesehatan memperkirakan, lebih dari satu juta orang di China akan meninggal akibat penyakit ini tahun ini. Perusahaan data kesehatan yang berbasis di Inggris, Airfinity, memperkirakan kematian akibat Covid-19 dapat mencapai 36.000 per hari dalam pekan ini. 

Saat jutaan pemudik pulang ke rumah untuk merayakan Tahun Baru Imlek, pakar kesehatan sangat prihatin dengan orang-orang yang tinggal di pedesaan China di mana fasilitas medisnya belum memadai. 

Pejabat Partai Komunis melaporkan sepanjang 7-21 Januari, diperkirakan terdapat 110 juta perjalanan penumpang dengan kereta api dalam 15 hari pertama dari 40 hari perjalanan Tahun Baru Imlek. Jumlah ini naik 28 persen setiap tahun. 

Data CCTV yang dikelola pemerintah melaporkan sebanyak 26,23 juta perjalanan dilakukan pada malam Tahun Baru. Jumlah ini meningkat 50,8 persen dari tahun lalu. Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, mengatakan pada hari Sabtu (2/1/2023) di platform media sosial Weibo bahwa pergerakan massal selama liburan dapat menyebarkan pandemi dan meningkatkan infeksi di beberapa daerah. 

Akan tetapi, gelombang Covid kedua tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Wu mengatakan kemungkinan terjadinya peningkatan Covid di China selama dua atau tiga bulan ke depan sangat kecil karena 80 persen orang telah terinfeksi.

(DKH)

SHARE