Dinkes Pastikan Belum Ditemukan Kasus Anak Gagal Ginjal di Jateng
Dinkes Jateng menyatakan, sejauh ini belum ditemukan kasus gagal ginjal yang menyerang anak.
IDXChannel - Kepada Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Jateng) Yunita Dyah Suminar menyatakan, sejauh ini belum ditemukan kasus gagal ginjal yang menyerang anak di Jateng. Masyarakat utamanya para orang tua untuk memperhatikan kondisi kesehatan sang anak.
Terlebih jika anak dalam kondisi demam dengan jumlah air kencing yang menurun.
"Sampai sekarang kan ada 205 kasus di 14 provinsi. Jateng belum, semoga tidak ada," katanya, Kamis (20/10/2022).
Menurutnya, orang tua harus waspada ketika anak demam, urinenya menurun dan diare. Ini menyerang anak di bawah umur 6 tahun. Orang tua harus behati-hati ketika memberikan obat sirup pada anak-anak.
Dia menjelaskan, pemberian obat sirup harus diberengi dengan surat dokter atau sesuai dengan instruksi dokter. Itupun jika sudah sangat terpaksa untuk diberikan.
"Harus konsultasi dengan dokter. Kalaupun sampai diberikan sirup harus dengan surat dokter atau konsultasi dengan dokter. Jadi sangat terbatas, ini kan masih dalam penelitian ini," ujarnya.
Dia mengimbau orang tua untuk tidak memberikan obat sirup bagi anaknya. Pihaknya juga akan menerbitkan surat edaran tentang pemberian obat sirup bagi anak.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI) Jawa Tengah meminta para orang tua untuk berhati-hati, jika anak sakit yang berhubungan dengan saluran air kencing. Terutama pada anak yang dulu pernah terinfeksi COVID-19.
Sekretaris IDAI Jateng Choirul Anam mengatakan, gagal ginjal akut yang menjangkiti ratusan anak itu juga disinyalir berhubungan dengan virus corona, selain diduga akibat pemberian obat sirop.
"Jika anak sakit terutama sakit yang berhubungan dengan saluran kencing. Apakah tidak bisa kencing atau justru sering kencing harus diperiksa urium kreatinnya kalau ada gangguan kemih, apakah ada atau enggak. Terutama anak-anak yang pernah kena Covid-1 karena disinyalir ada hubungannya kan antara gagal ginjal dengan Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, ada kemungkinan antibodi yang menyerang ginjal pada anak usai ia terinfeksi virus corona. Dalam istilah kedokteran itu biasa disebut Multisystem inflammatory syndrome in children atau (MIS-C).
"Ada hubungannya namanya Mis C atau Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C). Jadi linknya ke situ, jadi setelah jena COVID-19 ada antibodi yang menyerang ginjal," katanya.
(NDA)