News

Gelombang Panas Telan Korban Jiwa, Bagaimana Indonesia?

Bachtiar Rojab 25/04/2023 10:31 WIB

Gelombang panas tengah menyerang berbagai negara di Asia.

Gelombang Panas Telan Korban Jiwa, Bagaimana Indonesia?. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gelombang panas tengah menyerang berbagai negara di Asia. Negara-negara seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C.

Dari kondisi tersebut, gelombang panas diketahui telah menelan korban jiwa, khususnya di India. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

"Di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2॰C di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34॰C - 36॰C hingga saat ini," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa (25/4/2023).

Suhu panas bulan April di wilayah Asia, kata Dwikorita, secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, namun lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indocina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya. 

"Para pakar iklim menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini berkontribusi menjadikan gelombang panas semakin berpeluang terjadi lebih sering," terangnya.

Dwikorita menjelaskan, wilayah Indonesia sendiri terletak di wilayah ekuator, dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas.

Kendati demikian, lanjut Dwikorita, suhu panas di Indonesia bukanlah Gelombang Panas, dan suhu maksimum harian sudah mulai turun. Sehingga, masyarakat diharapkan agar tidak panik namun tetap waspada.

"Secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," imbuhnya.

"Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," sambungnya.

Sedangkan, lanjut Dwikorita, secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023. 

Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°C di beberapa lokasi. Variasi suhu maksimum 34°C - 36°C untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya.

"Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut, serta mengikuti dan melaksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan untuk
masing- masing kategori index UV, seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan," pungkasnya.

(SLF)

SHARE