Gempa M4,5 di Ngarai Sianok Bukittinggi, Begini Analisa PVMBG
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengeluarkan analisa terkait gempa dengan magnitudo (M)4,5 yang menyebabkan gerakan tanah.
IDXChannel - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengeluarkan analisa terkait gempa dengan magnitudo (M)4,5 yang menyebabkan gerakan tanah atau longsor di Ngarai Sianok, Kota Bukittinggi, Provinsi Sulawesi Barat, pada 8 April 2023 pukul 12.21 WIB.
PVMBG mengungkapkan morfologi daerah guncangan gempa bumi merupakan lembah, dataran, dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Wilayah ini secara umum tersusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan rombakan gunung api dan endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda dan aluvial sungai.
“Sebagian batuan berumur rombakan gunung api tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi,” ungkap PVMBG dalam keterangan resminya, Minggu (9/4/2023).
PVMBG juga melaporkan wilayah Kota Bukittinggi secara umum tersusun oleh tanah keras dan tanah sedang.
Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
“Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari BMKG, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar Sumatera segmen Sianok dengan mekanisme sesar mendatar,” katanya.
PVMBG mengatakan hingga laporan ini dibuat berdasarkan informasi dari BPBD Kota Bukittinggi kejadian gempa bumi ini telah memicu terjadinya gerakan tanah di RT 02, RW 01, Ngarai Sianok.
"Tidak ada korban jiwa akibat kejadian gempa bumi ini. Menurut informasi BMKG guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Bukittinggi terasa pada skala intensitas guncangan III MMI (Modified Mercalli Intensity).”
Sementara itu, kata PVMBG, dari data Badan Geologi sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.
PVMBG pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.
“Bangunan di Kota Bukittinggi harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dan harus dilengkapi dengan jalur serta tempat evakuasi,” imbaunya.
Oleh karena, PVMBG meminta agar wilayah Kota Bukittinggi yang tergolong rawan gempa bumi, harus meningkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural. “Kejadian gempa bumi ini diikuti oleh terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah dan gerakan tanah.
Oleh karena itu masyarakat harus waspada dengan potensi gerakan tanah yang dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.”
(DKH)