Genjot Bisnis Perikanan, Perindo Gandeng Perusahaan Maritim dari Inggris hingga China
Perikanan Indonesia menggandeng tiga perusahaan asing untuk melakukan terobosan bisnis di sektor perikanan.
IDXChannel - PT Perikanan Indonesia (Perindo) menggandeng tiga perusahaan asing untuk melakukan terobosan bisnis di sektor perikanan.
Ketiga perusahaan yang dimaksud di antaranya AST Oceanics, perusahaan asal Inggris, International Marine Development Investment dari China, dan PT Nusantara Resour Sinergi yang terafiliasi dengan Haitai Solar Group asal China.
Direktur Utama Perindo Sigit Muhartono mengatakan, melalui AST Oceanics, Inggris akan mendukung target Indonesia memperkuat sektor perikanan, di antaranya dengan memperkuat armada kapal penangkap ikan, pembuatan kapal, dan penangkapan ikan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen memperkuat bisnis perikanan dari hulu hingga hilir agar terwujud swasembada pangan serta mendukung program ketahanan pangan dan gizi nasional,” kata Sigit, Senin (17/2/2025).
Kerja sama dengan AST Oceanics ini, lanjut Sigit, bertujuan mengembangkan kapal dengan desain inovatif untuk meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan melalui efisiensi pemrosesan ikan langsung di atas kapal, setelah selesai penangkapan. Hal ini untuk menekan penurunan kesegaran produk dalam proses produksi.
Kerja sama pengembangan kapal tangkap ini dimulai dari desain rinci, pengadaan, konstruksi (yang akan dibuat di galangan Indonesia), pengiriman, dan selanjutnya pengoperasian atas kapal yang dimaksud.
Dalam tahap pertama, akan dibuat dua buah prototype kapal terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan total 20 kapal sesuai yang direncanakan, dengan biaya investasi lebih kurang USD 2 juta untuk setiap kapal nya. Dukungan pembiayaan atas proyek ini akan diperoleh dari UK export credit facility.
Selanjutnya, Perikanan Indonesia juga menggandeng International Marine Development Investment Co., Ltd untuk mengembangkan dan memodernisasi infrastruktur pelabuhan perikanan Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas ekspor perikanan.
Selain itu kerja sama juga meliputi partisipasi dalam program penangkapan ikan terukur (PIT) berbasis kuota dengan pengoperasian sejumlah kapal tangkap ikan di wilayah yang ditentukan.
“Kami akan bekerja sama untuk akses dan pemanfaatan infrastruktur serta fasilitas pelabuhan perikanan di Muara Baru Jakarta, Sorong dan Belawan,” kata dia.
Khusus Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) akan dikembangkan untuk properti komersial, perluasan pelabuhan, fasilitas destinasi pariwisata dan revitalisasi fasilitas dermaga”.
Nilai kerja sama dengan International Marine Development Investment Co., Ltd ini diperkirakan sebesar USD25 juta.
Untuk Nusantara Resour Sinergi (Haitai Solar Group) akan merumuskan kerja sama dalam bidang pengembangan energi baru terbarukan guna memenuhi kebutuhan energi di kawasan industri perikanan di Indonesia, khususnya yang dikelola oleh perusahaan.
Kemitraan ini berupa pembangunan infrastruktur energi melalui penyediaan listrik ramah lingkungan bagi kawasan industri perikanan dengan nilai investasi USD5 juta.
Lebih lanjut, Sigit mengatakan, semua kerja sama lintas negara ini menjadi awal bagi tujuan yang lebih besar, yaitu penguatan sektor perikanan untuk mendukung swasembada dan ketahanan pangan, termasuk keterpenuhan protein hewani masyarakat melalui produk perikanan.
“Hal ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana perikanan secara maksimal untuk mendukung proses bisnis perikanan dari hulu hingga hilir,” katanya.
Sementara itu, Direktur Supply Chain Management (SCM) dan Teknologi Informasi (TI) ID FOOD Bernadetta Raras menyebut, kolaborasi sektor perikanan juga menjadi instrumen yang tepat untuk mendukung program pemenuhan gizi nasional atau program Makan Sehat Bergizi yang tengah dijalankan pemerintah.
Melalui kerja sama ini diharapkan Perikanan Indonesia dapat meningkatkan ketersediaan Unit Pengolahan Ikan, kapal penangkapan dan pengolahan ikan, serta pelabuhan perikanan yang lebih modern juga ramah lingkungan.
“Program Makan Sehat Bergizi tentunya memerlukan pasokan ikan dan ketersediaan Unit Pengolahan Ikan yang memadai dan tersebar di seluruh Indonesia. Unit-unit tersebut yang akan menjadi penghubung bagi pedistribusian produk perikanan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) seluruh Indonesia untuk selanjutnya diolah untuk menjadi salah satu sumber protein dalam Makan Sehat Bergizi," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)