News

Gunung Semeru Erupsi 37 Kali, Hujan Abu Landa Kota Malang

Avirista M/Kontributor 03/06/2025 11:49 WIB

Hujan abu diduga berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang terpantau erupsi.

Gunung Semeru Erupsi 37 Kali, Hujan Abu Landa Kota Malang (Foto: Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Semeru)

IDXChannel - Hujan abu terjadi di kawasan Kota Malang, Jawa Timur (Jatim). Hujan abu diduga berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang terpantau erupsi.

Hujan abu dirasakan beberapa masyarakat di wilayah Kota Malang, seperti di Jalan Soekarno-Hatta, kawasan Jalan Borobudur, Kota Malang. Tampak salah satu mobil milik warga terdampak hujan abu, dengan adanya kemunculan kotoran putih-putih layaknya abu.

"Hujan abunya di sebelah sini, bukan belum dicuci ya ini," kata warga yang merekam video itu sebagaimana diunggah pada akun Instagram, Selasa (3/6/2025).

Hujan abu intensitas ringan juga terjadi di kawasan Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, juga terdampak hujan abu. Di sini beberapa tanaman dan daun terlihat terkena abu berwarna putih merata pada Senin malam (2/6/2025).

Dari informasi pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru, memang pada pukul 19.48 WIB, terjadi aktivitas letusan atau erupsi gunung di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang itu. Sayang dari sisi visual abu vulkanik itu tidak terpantau karena terhalang kabut.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 2 Juni 2025, pukul 19.48 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik," kata Mukdas Sofian.

Sementara itu, sejak Selasa pagi (3/6/2025) sudah terjadi empat kali erupsi Gunung Semeru yang terpantau dari Pos PGA Semeru.

Erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik itu terjadi mulai pukul 00.35 WIB, pukul 05.43 WIB, pukul 05.55 WIB, dan 07.41 WIB.

Erupsi yang terjadi pada pukul 05.55 WIB, abu vulkanik bahkan terpantau keluar dari puncak kawah hingga 1.000 meter. Abu juga teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. 

Erupsi yang terjadi pukul 07.41 WIB, teramati abu vulkanik keluar hingga ketinggian 500 meter dari puncak gunung.

Di mana kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik.

Selama hari Senin (2/6/2025) sejak pukul 00.00 - 24.00 WIB, tercatat Gunung Semeru mengalami 37 kali gempa letusan atau erupsi sepanjang Senin kemarin. Erupsi itu tercatat memiliki amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 63-253 detik.

"Terjadi dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-4 mm, dan lama gempa 59-101 detik, dua kali harmonik dengan amplitudo 4-6 mm, dan lama gempa 138-457 detik," kata petugas PGA Semeru, Liswanto.

Gunung Semeru juga tercatat mengalami empat kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-25 mm, S-P 13-18 detik dan lama gempa 36-65 detik. "Tingkat Aktivitas Gunungapi Semeru Level II atau Waspada," tegasnya.

Pihaknya meminta, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak atau pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

"Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak," katanya.

Masyarakat termasuk pendaki, juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu atau pijar, termasuk mewaspadai adanya potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru

Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Saat ini pendakian ke Gunung Semeru sudah dibuka untuk umum, tapi aktivitas pendakian masih terbatas hingga Danau Ranukumbolo, serta dibatasi maksimal kuota 200 orang per harinya.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE