News

Ingatkan Musim Hujan 2025 Lebih Mengkhawatirkan, BMKG: Bukan Waspada Tapi Siaga

Binti Mufarida 06/12/2024 10:36 WIB

BMKG mengingatkan musim hujan tahun 2025 berpotensi lebih mengkhawatirkan dibandingkan tahun sebelumnya.

BMKG mengingatkan musim hujan tahun 2025 berpotensi lebih mengkhawatirkan dibandingkan tahun sebelumnya.

IDXChannel - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan musim hujan periode tahun 2024/2025 berpotensi lebih mengkhawatirkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pasalnya, ada berbagai fenomena cuaca yang saling menguatkan membuat tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan menjadi siaga

“Jadi memang secara singkatnya yang tahun 2024/2025 ini tampak lebih mengkhawatirkan dibandingkan tahun 2023/2024 ya karena berbagai fenomena tadi saling menguatkan,” kata Plt Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, dikutip Jumat (6/12/2024).

Dwikorita menambahkan, masyarakat harus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga puncak musim hujan pada Januari hingga Maret 2025. 

“Jadi saat-saat inilah memang saat untuk siaga sudah bukan waspada lagi. Siaga itu artinya kalau orang mau berlari itu sudah jongkok start mau lari, kalau waspada itu masih pemanasan ya masih pemanasan ini. Kita udah nggak pemanasan lagi ini udah siap-siap sudah jongkok mau lari,” kata dia. 

Menurut Dwikorita, musim hujan kali ini berbeda dari tahun lalu yang dipengaruhi oleh El Nino dan cenderung mengarah pada kekeringan.

Kini, kombinasi La Nina lemah dengan fenomena lain seperti Madden Julian Oscillation (MJO), Monsun Barat yang bersifat basah, munculnya Bibit Siklon Tropis, ditambah wilayah Indonesia berada di puncak musim hujan sehingga berpotensi meningkatkan risiko bencana banjir, longsor, dan angin kencang. 

“Memang (curah hujan) lebih meningkat dibandingkan tahun 2023/2024. Dan kebetulan tahun itu kan ada El Nino ya yang sifatnya apa malah menuju ke kering gitu ya. Ini sekarang kembalikan ini La Nina yang sifatnya meskipun lemah tapi meningkatkan curah hujan,” kata Dwikorita.

Bahkan, Dwikorita mengatakan bahwa kondisi musim hujan tahun 2025 mirip dengan kondisi tahun 2020.

"Nah untuk mengirimnya miripnya itu, kalau kita bandingkan tahun 2020 di bulan Januari. Saat itu terjadinya seruak udara dingin di awal puncak musim hujan ya. Dan juga tapi saat itu tidak ada La Nina lemah, tidak ada La Nina lemah dan MJO sudah atau belum masuk ya," kata dia.

"Jadi bedanya saat itu yang seruak udara dinginnya kemudian juga awal dari puncak musim hujan. Sekarang fenomenanya tidak hanya itu ada beberapa fenomena lagi, itulah yang kami khawatirkan," kata dia.

Dwikorita mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan peringatan dini dari pihak berwenang.

Infrastruktur pencegah banjir, seperti drainase dan tandon air, harus dipastikan dalam kondisi baik. Selain itu, identifikasi dan penguatan daerah rawan longsor menjadi prioritas utama untuk meminimalkan dampak bencana. 

“Informasi ini penting untuk dipahami masyarakat agar kita semua siap menghadapi potensi cuaca ekstrem yang lebih intens di musim hujan kali ini,” kata Dwikorita.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE