News

Ini Dampak Buruk BBM Oplosan bagi Driver Ojol

Suparjo Ramalan 30/03/2024 03:00 WIB

Kasus bahan bakar minyak (BBM) oplosan jenis Pertamax berdampak buruk bagi banyak sektor.

Ini Dampak Buruk BBM Oplosan bagi Driver Ojol. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kasus bahan bakar minyak (BBM) oplosan jenis Pertamax berdampak buruk bagi banyak sektor, termasuk keberlangsungan hidup para ojek online alias ojol. Mereka akan menanggung beban besar akibat kejahatan oknum yang melakukan pemalsuan.

Wawan (50) seorang driver ojol yang menggantungkan penghasilan dari satu unit motor miliknya kaget ketika mengetahui Bareskrim Polri membongkar tindak pemalsuan Pertamax di empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) berbeda di Tangerang, Banten.

Menurutnya, aksi mencampurkan BBM RON 90 dan RON 92 alias Pertalite dan Pertamax hanya akan merugikan konsumen, tidak terkecuali para ojek online. 

“Menurut saya ya merugikan pembeli ya kan, bisa juga merusak kendaraan kalau dioplos begitu,” ucap Wawan saat ditemui MNC Portal di SPBU Gandaria, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2024).
 
Kendati Wawan merupakan konsumen BBM bersubsidi, dia mengaku kerap membeli Pertamax, bila pasokan Pertalite di SPBU habis. 

Hal ini juga biasa dilakukan driver ojol lainnya, mereka terpaksa membeli Pertamax, meski harga jual jauh lebih tinggi.

Bahkan, ada rasa takut dibenaknya, jika praktik oplosan Pertamax justru berakhir pada penghapusan Pertalite. Kekhawatiran Wawan sejalan dengan usulan PT Pertamina (Persero) sebelumnya agar BBM RON 90 dihapus pemerintah.

Sebagai gantinya, Pertamina akan menaikan kualitas dari kadar oktan Pertalite, dari Research Octane Number 90 menjadi RON 92 atau setara Pertamax.

“Ada lah (takut), nanti pada akhirnya Pertalite nggak ada, hilang, tinggal Pertamax aja yang dijual, supaya SPBU untungnya lebih besar lagi, Pertamina,” tuturnya. 

“Ya ini memberatkan kalau ojek online mungkin tambah berat, sekarang seliter Rp 10.000 aja berat, ya pemerintah maunya bisa mengurangi lagi lah untuk BBM, kalau online itu sekarang istilahnya hanya bertahan hidup, gak bisa membiayai keluarga, kadang kurang juga begitu aja menurut saya,” lanjut dia. 

Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri sebelumnya membongkar pemalsuan pertamax di empat SPBU berbeda. Direktur Tipidter Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nunung Syaifudin mengatakan penyimpangan tersebut dilakukan dengan memalsukan Pertalite yang dicampur pewarna agar menyerupai Pertamax.

Nunung mengatakan, penyimpangan BBM ini melibatkan sejumlah tersangka yang merupakan operator hingga pengelola SPBU. (WHY)

SHARE