News

Istana Sebut Isu Gagal Ginjal Bikin Masyarakat Bingung

Raka Dwi Novianto 20/10/2022 14:02 WIB

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menilai isu Gangguan Ginjal Akut Progresif diduga akibat obat sirop membuat masyarakat kebingungan.

Istana Sebut Isu Gagal Ginjal Bikin Masyarakat Bingung (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menilai isu Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) diduga akibat obat sirop membuat masyarakat kebingungan, untuk itu dirinya meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera menjelaskan ke publik.

"Ini sebuah isu yang perlu disikapi memang. Karena ini kan membingungkan masyarakat," kata Moeldoko kepada wartawan di Kantor KSP, Jakarta, Kamis (20/8/2022).

Moeldoko meminta agar kementerian kesehatan dapat memberikan klarifikasi secara jelas mengenai obat-obatan apa yang bisa terpengaruh gangguan ginjal akut.

"Harus ada klarifikasi dan penjelasan terhadap obat-obat seperti apa yang perlu diatensi masyarakat. Sehingga masyarakat tidak bisa sembarangan," jelasnya.

Moeldoko berharap masyarakat tidak salah dalam memilih obat. Maka dari itu pentingnya penjelasan dari Kemenkes terkait obat-obatan yang berkaitan dengan gangguan ginjal akut.

"Makanya kita komunikasikan ke Menkes untuk kasih penjelasan kepada publik. Dan masyarakat supaya tidak bingung. Kalau bingung masih oke, kalau salah memilih dan digunakan kan bahaya," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) di Indonesia hingga 18 Oktober 2022 mencapai 206 kasus. Sebanyak 99 anak meninggal dunia. 

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Syahril, sejak akhir Agustus 2022 pihaknya dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menerima laporan peningkatan kasus yang tajam pada anak, utamanya di bawah usia 5 tahun. 

Peningkatan kasus ini berbeda dengan yang sebelumnya. Saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian. 

"Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%," demikian dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (19/10/2022). (RRD)

SHARE