Kasus ISPA Tembus 8 Ribu Imbas Polusi Udara, Pemkot Depok Siapkan Sejumlah Antisipasi
Jika dibandingkan dengan bulan lalu, kasus ISPA saat ini mengalami peningkatan, dengan jumlah kasus sebanyak 8.698 kasus.
IDXChannel - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menyiapkan sejumlah langkah guna mengantisipasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat meningkatnya polusi udara di Jabodetabek beberapa hari terakhir.
Adapun langkah yang dilakukan mulai dari menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, hingga mengaktifkan kembali Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Kita selalu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui teman-teman di puskesmas melalui penyuluhan, membuat flyer-flyer untuk mengingatkan ketika kualitas udara kita sarakan menggunakan masker, kemudian diaktifkan lagi Germas dan PHBS sehingga masyarakat terhindar dari ISPA," kata Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati dalam keterangannya, Senin (4/9/2023).
Mary menjelaskan jika dibandingkan dengan bulan lalu, kasus ISPA saat ini mengalami peningkatan, dengan jumlah kasus sebanyak 8.698 kasus.
Dia merinci, pneumonia pada balita 182 kasus, pneumonia berat 0 kasus, bukan pneumonia pada balita 4.969 kasus, non pneumonia pada usia lebih dari lima tahun 3.480 kasus serta pneumonia lebih dari usia lima tahun 67 kasus
"Ini data bulan Agustus, jadi memang ada peningkatan dari bulan Juli sebesar 60 persen. Tapi apakah ini karena polusi udara, kita belum bisa memastikan karena kasus ISPA bisa karena infeksi virus, bakteri atau alergi tapi kita akan pantau secara ketat," ujarnya.
"Ketika memang kualitas udaranya memburuk dan terus terjadi peningkatan kasus yang signifikan, kami akan laporkan ke pimpinan untuk menjadi bahan evaluasi dan kebijakan lebih lanjut," tambahnya.
Lebih lanjut, Mary menyebut kasus-kasus yang diderita masih dalam kategori ringan. Kendati demikian, pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi jika ada temuan kasus berat.
"Saat ini masih relatif aman walaupun ada peningkatan jumlah kasus tapi ini kasus-kasus yang kita anggap ringan. Kalau kasus berat pasti akan kita rujuk dan ini akan terus kita koordinasikan dan kita pantau secara ketat," tuturnya.
(SAN)