News

Kemenkes Bakal Luncurkan Label Nutri Grade di Makanan dan Minuman

Devi Pattricia 25/04/2024 07:00 WIB

Pihaknya telah berkoordinasi dengan BPOM untuk mengimplementasikan label nutri grade pada makanan dan minuman yang beredar.

Kemenkes Bakal Luncurkan Label Nutri Grade di Makanan dan Minuman (FOTO:Dok Ist)

IDXChannel - Kemenkes menyebut, pihaknya akan menggunakan label nutri grade yang berisikan label ABCD untuk menginformasikan masyarakat terkait seberapa banyak kandungan gula di dalamnya.

Hal tersebut dilakukan lantaran belakangan ini salah satu perusahaan multinasional asal Swiss menjadi sorotan usai ditemukan adanya tambahan gula pada produk makanan dan susu bayi. 

"Yang kami lakukan, kami mau ngatur itu. Itu sebabnya di undang-undang yang baru dimasukin tuh. Kementerian Kesehatan nanti bisa menggunakan batas maksimal gula, garam, lemak,” jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Konferensi Pers Kemenkes di ICE BSD, Rabu (24/4/2024).

Bukan hanya gula, kandungan garam dan lemak juga akan diberikan label tersendiri. Menkes Budi pun menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan BPOM untuk mengimplementasikan label nutri grade pada makanan dan minuman yang beredar.

“Nanti pasti akan ada implementing regulation-nya BPOM yang nanti akan buat. Tapi  kami udah ngomong sama BPOM, kami udah siap untuk bikin ABCD kayak yang di Singapura,” pungkasnya.

Oleh sebab itu, Menkes Budi menegaskan bahwa label nutri grade tersebut akan berhasil menekan angka penyakit akibat gula, apabila masyarakat Indonesia memiliki kesadaran akan pentingnya membatasi konsumsi gula.

Budi menyebut, gula menjadi salah satu musuh terbesar kesehatan masyarakat di Indonesia. 

Berbagai macam jenis penyakit bisa datang karena konsumsi gula yang berlebih. Oleh karenanya, untuk mencegah bertambahnya penyakit yang disebabkan gula, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengatur kandungan gula pada produk makanan dan minuman di Indonesia.

“Gula itu is mother of all diseases, bisa kena ginjal, bisa kena mata, bisa kena jantung, bisa kena stroke dan segala macam. Banyak orang yang kena penyakit gula dan gula itu sangat berbahaya, itu kita harus ngatur,”  jelas Menkes Budi.

Budi juga mengamati budaya masyarakat Indonesia yang mayoritasnya gemar mengkonsumsi makanan dan minuman manis. 

Bahkan mungkin saja jika kandungan gula dalam produk makanan atau minuman dari perusahaan multinasional di negara lain dan di Indonesia itu berbeda. Hal ini karena adanya budaya konsumsi manis di Indonesia.

(SAN)

SHARE